Halo kicau lovers kembali kami menyapa kalian dengan memberikan informasi seputar hobi burung kicau kali ini tentang Murai Batu Cabut Bulu mengapa demikian apa saja penyebabnya ? Ada banyak faktor yang menyebabkan mengapa murai mencabut bulunya sendiri mulai dari emosi yang berlebihan dimana dia sudah siap dengan setingan lomba tapi dia tidak jadi lomba. Yang harusnya dia meluapkan emosinya di arena gantangan burung dia harus menahannya sehingga membuatnya stress. Hal ini juga karena setingan lomba biasanya menggunakan EF yang cukup banyak. Selain itu pola makan yang tidak teratur dan makanan yang diberikan kurang nutrisinya juga menjadi penyebabnya. ketika makanan utaman dan EF sangat banyak menyebabkan over birahi. Durasi penjemuran yang terlalu lama setiap harinya akan menyebabkan rusaknya jaringan pada bulu-bulu burung sehingga secara otomatis dia akan mencabuti bulunya yang sudah rusak. Selain itu perawatan saat mabung yang tidak benar dan tidak tuntas saat proses perontokan bulunya sehingga dia juga akan mencabuti bulu sendiri. Jika burung peliharaan kalia mengalami hal ini kamu gak usah khawatir berikut kami berikan beberapa tips mudah namun ampuh untuk mengatasi burai yang cabut bulu. Tips Mengatasi Murai Cabut Bulu1 Menurunkan porsi EF2 Perawatan Harian Yang Tepat3 Memasukan ke Kandang Umbaran4. Sering DilombakanPosting terkait Ada beberapa tips dari kami dan beberapa kicau mania lain yang sudah berpengalaman. Bisa kamu coba untuk mengatasi masalah burung murai kamu lakukan secara teliti dan teratur. 1 Menurunkan porsi EF Untuk sementara dia dalam terapi atau perawatan kamu harus menghentikan pemberian pakan tambahan seperti ulat hongkong dan kroto atau ulat pisang. Berikan tambahan protein hanya dari jangkrik dengan jumlah takaran yang disesuaikan di kurangi misalnya biasa pagi dia diberikan 7 ekor jangkrik beri 3 ekor saja sampai keadaannya normal kamu bisa menambahkan tetapi jangan terlalu banyak. 2 Perawatan Harian Yang Tepat Mulai dari mandi, penjemuran, sampai ke pemberian makanan harus di perhatikan dengan cara waktu pemandian lebih lama supaya dia lebih nyaman dan adem. Setelah itu durasi penjemuran jangan terlalu lama, cukup 15 sampai 30 menit saja sampai bulunya benar-benar kering. Bersihkan kandang secara rutin agar dia terhindar dari segala jenis penyakit dan juga nyaman didalam kandangnya sendiri. Berikan pakan yang bernutrisi tinggi bisa kalian racik sendiri atau kamu beli kios yang menjual berbagai macam kebutuhan burung kicau. Beri minuman yang berkualitas dan berikan beberapa tambahan vitamin juga di minuman yang kamu sediakan. 3 Memasukan ke Kandang Umbaran Umbar burung 3 kali seminggu supaya dia lebih leluasa bergerak, diumbar bisa juga mengurangi tingkat stress nya dan juga dia bisa melampiaskan emosinya selain dia mencabuti bulunya. Ketika kamu mendapati Murai Batu kesayangan mu ada tanda – tanda stress kamu harus sedini mungkin mengatasinya karena jika hal ini berkepanjangan akan berakibat memunculkan perilaku negatif lainnya. 4. Sering Dilombakan Yang terakhir kamu harus sesering mungkin menurunkan ke arena gantangan burung, supaya dia bisa menyalurkan emosi jadi tidak tertahan yang menyebabkan perilaku mencabuti bulu. Baik itu perlombaan even besar maupun even kecil atau latber. Baca juga artikel lainnya seputar cara memilih murai batu yang bagus Nah itu lah tadi beberapa tips dari kami untuk mengatasi murai batu cabut bulu , semoga bermanfaat dan menginspirasi anda. Kami dari tim Pleci Mania Indonesia mengucapkan Maaf Lahir Batin untuk kalian yang merayakan dan tetap sehat selalu.
Burung murai batu Copychus malabaricus adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat aktraktif. Cara gampang mencari artikel klik di UTAMAUNTUK MENELUSURI ISI HALAMAN MURAI BATU INI, SILAKAN DIKLIK SAJA MENU YANG INGIN ANDA BACA, DI BAWAH INIMENU ARTIKEL MURAI BATU .Habitat burung murai batuCiri burung murai batu jantan dan betinaCara memilih burung murai batuMembedakan MB Borneo dan SumateraCara perawatan burung murai batuPerawatan dan setelan burung murai batu mabungPenanganan burung murai batu over birahiPenanganan burung murai batu dropPenanganan burung murai batu untuk lombaPerawatan burung murai batu dalam kondisi mabungPenangkaran burung murai batuProblem utama burung murai batuArtikel-artikel burung murai batu cek di sini..+HabitatJenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikutMurai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 Banjar Borneo, jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 Palangka Borneo, panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Murai Jawa, hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 dari 8 sub-spesies murai batu di atas, masih ada murai batu yang berasal dari negeri tetangga, yaitu Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo kebiru-biruan.Murai batu Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikutCopsychus malabaricus White Rumped Shama,Copsychus luzoniensis White Browed Shama,Copsychus niger White Vented ShamaCopsychus cebuensis Black Shama.Trichixos pyrropygus Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama .Subspecies, ciri-ciri dan penyebarannyaA. Copsychus malabaricus White Rumped Shama terdiri dari 19 sub-speciesCopsychus interpositus Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan IndochinaCopsychus stricklandii Sabah, KalimantanCopsychus andamanensis Andaman, NicobarCopsychus albiventris AndamanCopsychus indicus Nepal, IndochinaCopsychus pellogynus Myanmar, PeninsularCopsychus minor Hainan-ChinaCopsychus mallopercnus MalaysiaCopsychus javanus Jawa Barat dan Jawa TengahCopsychus omissusCopsychus barbouri Maratua, Kalimantan TimurCopsychus leggei Sri LankaCopsychus malabaricus IndiaCopsychus macrourus Con Son, Vietnam SelatanCopsychus tricolor Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan AnambaCopsychus melanurus Sumatra bagian Barat, EngganoCopsychus suavis Sarawak, KalimantanCopsychus mirabilis Prinsen IslandCopsychus nigricauda Kangean IslandB. Copsychus luzoniensis White Browed Shama terdiri dari 4 subspecies, yaitu Copsychus luzoniensis Luzon, CatanduanesCopsychus parvimaculatus PolilloCopsychus shemleyi MarinduqueCopsychus superciliaris Masbate, Negros, Panay, Ticao.C. Copsychus niger White Vented Shama Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang all in Philippines.D. Copsychus cebuensis Black Shama Hidup di wilayah Cebu Trichixos pyrropygus Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama Penyebaran di Way Kambas, Thailand, Malaysia dan beberapa jenis/sun-spesies murai batu sumber gambar planet burungCara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini. . +Ciri jantan dan betina burung murai batuCiri jantan dan betina murai batu dewasa sebenarnya mudah dibedakan. Untuk murai dengan sub-spesies yang sama, maka untuk warna bulu jantan lebih mengkilat. Hitamnya hitam pekat kebiruan berkilau, nyambeliler, seperti berhologram, sedangkan warna merahnya atau coklat, terlihat tajam kontras dengan warna di sebelahnya hitam atau putih.Murai batu yang satu sub-spesies, ekor jantan lebih panjang ketimbang betinanya. Sedangkan lagunya, jantan lebih ke halaman awal burung murai batu.+Cara memilih bahan burung murai batu yang baikDiasumsikan murai batu bakalan adalah murai batu tangkapan hutan yang belum makan voer dan harganya juga relatif perlu anda perhatikan dalam pemilihan ini adalahMata Hindari membeli murai batu yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak, yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika murai batu sudah katarak, resiko murai batu tersebut menjadi buta sangat tinggi Cari murai batu yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain enak dipandang, juga akan membuat murai batu memainkan ekornya pada saat ditrek. Hindari juga membeli murai batu yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana bentuk dan jenis ekor dari murai batu tersebut, jika ekornya sudah tumbuh Dada Kebanyakan murai batu memiliki bulu dada berwarna coklat, Tapi jika Anda mendapatkan murai batu dengan bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki Anda. Murai batu bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat juga Jangan pernah menilai usia murai batu hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa menipu calon pembeli. Murai batu bakalan muda mempunyai tanda bulu yang masih berbintik cokelat di bagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah Jika ada murai batu bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk jari tangan, inilah murai batu dengan mental paruh Sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi kepala Pilih yang berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang badan Pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal. . +Tips membedakan murai batu Borneo/Kalimantan dan SumateraBanyak penghobi yang bingung mengidentifikasi murai batu dari Borneo dan Sumatera, jika tidak sedang berbunyi. Kalau dalam kondisi berbunyi, memang mudah membedakannya, yakni dengan melihat pengembangan bulu pada murai batu borneo, secara umum mengembangkan bulu sampai hampir menyerupai bola bulat dimulai dari bulu bawah leher sampai dubur. Sedangkan murai batu Sumatera tidak mengembangkan bulu, atau kalau mengembangkan bulu hanya sebatas perut ke memang, burung murai batu Sumatera pun ada yang mengembangkan bulu ketika bernyanyi, tetapi hanya mengembang pada bagian perut ke bagaimana membedakannya kalau sedang tidak berbunyi?Anda bisa melihat dari rona warna coklat di bagian dada sampai dubur. Burung murai batu borneo warna coklatnya cenderung kekuning-kuningan/ cerah. Sedangkan untuk murai batu sumatera agak untuk burung yang masih muda/trotol tetapi panjang ekornya sudah mencapai sekitar 3 cm, bisa dilihat dari jarak antara ujung bulu ekor yang putih dengan yang hitam. Untuk burung murai batu borneo, ujung ekor putih dan hitam cederung dekat. Sedangkan murai batu sumatera, cenderung jauh; atau ekor yang berwarna hitam terlihat tumbuh pesat meninggalkan bulu antara ujung ekor hitam dan putih ini juga bisa untuk menandai apakah seekor murai batu berasal dari Kalimantan atau Sumatera ketika dia dalam masa mabung. Pertumbuhan bulu putih dan hitam hampir sama pada murai batu borneo, sedangkan pada murai batu sumatera, bulu hitam lebih pesat demikian, tips yang saya berikan di atas tidak mutlak kebenarannya karena hal itu hanya berdasar pengamatan saya selama ini. Jika Anda menemukan hal yang berbeda, saya akan sangat berterima kasih untuk menerima masukan, saran dan kritik Anda.. +Cara perawatan burung murai batuTempat/sangkar Murai batu bisa dipelihara dengan sangkar bulat maupun kotak. Untuk kotak ukuran 50 x 50 x 75 cm sedangkan untuk bulat dengan diameter 50 cm atau 60 cm tergantung dari jenis murai batu yang kita pelihata apakah berekor panjang atau pendek. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dengan kayu asam diameter 1,3 cm; bisa berbentuk palang bersusun mapun leter perawatan harian, murai batu tidak perlu dikerodng dan hanya dikerodong malam hari agar tidak kedinginan.– Pakan Hal utama yang perlu diperhatikan dalam hal pakan adalah menu yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 Nicotimanide B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B dan samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Yang termasuk mineral yang diperlukan burung anis kembang adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan yang sesuai untuk murai batuVoer sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu 12%-18%. Belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung murai batu. Voer harus selalu tersedia di dalam cepuknya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari Extra Fooding, pakan tambahan yang sangat baik buat burung murai batu yaitu jangkrik, orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF TENTANG PERAWATAN BURUNG SECARA UMUM BISA DILIHAT DI SINI . + Perawatan dan setelan harian burung murai batuPerawatan harian untuk burung murai batu relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan ini pola perawatan harian dan setelan harian untuk burung murai batuJam burung diangin-anginkan di teras. Jam burung dimandikan karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung.Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan voer dan air jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan jangkrik secara langsung pada dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong jika akan dilakukan pemasteran. Jika tidak, pengerodongan tidak hari sampai sore jam burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. Contoh setiap hari Selasa di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam multivitamin yang dicampur pada air minum untuk menjaga kesehatan burung, dua-3 kali sepekan atau sesuai kondisi burung.. + Penanganan burung murai batu over birahiSalah satu ciri-ciri burung murai batu yang terlalu birahi over birahi antara lain agresif, bulu mengkorok, nglowo sayap turun dan mematuk ornamen porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 soreLakukan pengembunan jam cacing 2 ekor 2x semingguFrekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan soreLamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari sajaBerikan multivitamin untuk menstabilkan kondisi fisik.. + Penanganan murai batu kondisi dropTingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 soreTingkatkan porsi pemberian koto menjadi 3x semingguBerikan klabang 2 ekor seminggu sekaliMandi dibuat 2 hari sekali sajaBurung diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung murai batu lain dahuluBerikan multivitamin. +Penanganan burung murai batu untuk lombaPerawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing ini pola perawatan dan setelan lomba untuk burung murai batuH-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit Jam sebelum digantang lomba, burung dimandikan dan berikan jangkrik 3-5 ekor dan ulat hongkong 4-7 burung akan turun lomba kembali, berikan jangkrik 2 ekor mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung murai batu dan setelan burung murai batu pasca lombaPerawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung, dengan pola perawatan dan setelanPorsi EF dikembalikan ke setelan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.+Perawatan dan setelan burung murai batu mabungMabung Moulting atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi dari ini adalah ketidakseimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon mabung moulting merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino pembangun sel atau blok protein. Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein keratin khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs yang menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini.Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok sekadar nyulam.Penggangu tersebut antara lain* Penyakit – Penyakit yang disebabkan virus circovirus Beak and Feather Disease dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.* Gizi buruk – Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya.* Kimiawi – penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.* Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?Pertama-tama, menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus Smart menggunakan BirdVitDalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, sepertiVitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 Nicotimanide B6, B12, C dan K3. Juga mangandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B dan Ca-D Pantothenate. BirdVit juga mengandung mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa mabung”.Sebab, memang benar energi yang diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan batu bermasalahUntuk burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang. Selain digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula beda BirdMineral dan BirdVit?Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif jika digunakan bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur dengan komposisi dan volume diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau perawatan murai batu masa mabungDapatkan aplikasi Gratis... Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya stelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x semingguMeski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat pemasteran Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master. .+PENANGKARAN BURUNG MURAI BATUMurai batu di penangkaran Om Amiex’s Amirul Mukminin, Malang Foto saat ini semakin banyak saja orang yang menangkarkan murai batu, tetapi prospek ke depannya tetap bagus. Hal ini disebabkan stok pasokan murai batu dari hutan mulai menipis karena terus dikuras, sementara peminat burung kicauan semakin hari semakin banyak saja. Pada saat yang sama, banyak penghobi yang tidak sabar untuk merawat murai hasil tangkapan hutan karena lama jinaknya, dan karenanya harus menunggu setahun dua tahun untuk menikmati burungnya secara maksimal, apalagi untuk dibawa ke arena anakan murai batu hasil penangkaran, selain kita bisa memilih anakan dari indukan-indukan tertentu yang kita sukai, entah karena suaranya atau karena postur tubuhnya, juga cepat bunyi. Bahkan ketika masih trotolpun sudah mulai bisa dinikmati ngriwikannya. Selepas mabung, biasanya murai batu hasil tangkaran dengan indukan yang bagus sudah mulai ngerol dan bahkan ada yang sudah siap masuk arena penangkar, kondisi ini memang menguntungkan. Dan sejauh ini, tidak pernah ada cerita anakan murai batu harganya jatuh. Minimal bertahan tetapi kecenderungannya naik terus. Apakah dengan banyaknya penangkaran nanti tidak akan membuat harga burung murai batu jatuh di pasaran? Saya yakin tidak. Sebab, semakin hari semakin banyak orang yang mencari anakan-anakan murai batu dari indukan bagus, dan para penangkarpun akan harus berlomba untuk mencari indukan bagus. Artinya, kalau kita sudah bisa menangkar dengan indukan yang kualitasnya “biasa saja”, tentu akan terpacu untuk mencari indukan dengan kualitas bagus. Artinya, pemburu murai batu hasil tangkaran tidak hanya penghobi tetapi juga penangkar yang sudah mapan atau para penangkar saja, agar kita bisa bertahan menjadi penangkar murai batu yang produksinya selalu diburu oleh penghobi, haruslah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk. Selain diupayakan melalui pencarian indukan di arena lomba, juga bisa dilakukan cross antar jenis murai batu. Misalnya, murai batu ekor panjang untuk betina dan murai batu nias untuk pejantannya. Murai batu nias terkenal punya tembakan-tembakan yang melengking dan kristal, tetapi kurang disukai juri di arena lomba karena ekornya hitam semua. Nah dengan mencoba menyilangkannya dengan murai batu jenis lain, diharapkan akan menghasilkan anakan dengan suara kualitas nias tetapi dengan ada warna putih di memulai penangkaran, tentunya kita sudah harus menyiapkan kandang penangkaran. Kandang penangkaran murai batu bisa dilihat contohnya pada gambar di bawah iniPenampang dalam kandang murai + B = lokasi untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat biar burung memilih sendiri mau bersarang di = Atap tertutupD= Atap terbuka digunakan kawat striminE= Wadah air untuk mandiF= Lokasi/wadah pakan/air untuk minumG=TangkringanPanjang x lebar x tinggi Untuk murai batu dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang dan lebar = 90 cm; tinggi 180 atau 200 bisa dari apa saja asal kuat. Batas samping kanan-kiri dan belakang = dinding/ tembok atau papan yang tahan lama = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting dengan semua bagian kandang sudah tertutup kawat = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 tempat pakan F kayu yang luar kandang penangkaran murai Kawat strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk Jendela untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan Papan/tembok tertutupD. Pintu untuk keluar masuk SARANGBerikut ini adalah kotak sarang, khususnya untuk burung MB. Bahan dari kayu yang kuatKotak sarang murai batuWadah sarang untuk murai batuWadah sarang dari bambuKERANGKA SARANG DAN PAKAN ANTI-SEMUTUntuk tempat sarang dan juga tempat pakan anti-semut, bisa dibuatkan kerangka tersendiri seperti di bawah iniBAHAN PENYUSUN SARANGDi dalam kandang juga perlu disiapkan bahan penyusun sarang berupa merang atau daun cemara/pinus. Sebagian dimasukkan ke kotak wadah sarang untuk merangsang burung membikin sarang dan sebagian besar lainnya diletakkan di lanyai kandang di tempat yang indukan dan penjodohanMurai batu di penangkaran Om Amiex. Foto pemilihan indukan untuk burung penangkaran pada umumnya, maka untuk memilih indukan jantan, pilih saja murai batu yang sehat, tidak cacat fisik dan gacor dengan perkiraan usia di atas 2 tahun. Sedangkan betinanya, bisa dipilih yang usia di atas 1 tahun, mulus dan sudah mau bunyi kalau didekatkan dengan murai batu jantan. Pilihlah jantan dan betina yang jinak, dalam arti tidak takut lagi dengan manusia. Soal asal murai batu, pilih sesuai keinginan Anda. Bisa asal Lampung, Aceh atau dari penjodohan, sama dengan proses penjodohan cucak ijo pada artikel saya sebelumnya. Tetapi, oke, saya tulis ulang saja di sini. Intinya, proses penjodohan bisa dilakukan dengan kandang penjodohan, yakni sangkar bersekat yang sekatnya bisa kita ambil sewaktu-waktu. Jika tidak punya sangkar sekat, bisa gunakan sangkar harian biasa. Penjodohan dilakukan dengan selalu menempelkan sangkar si jantan dan betina berdempetan. Dengan posisi ini, maka jantan yang sudah birahi pada tahap awal akan selalu berkicau mengarah si betina. Si betina juga akan menanggapi dengan siulan-siulan khas betina. Jika belum mau berjodoh, betina akan menghindar dengan cara menjauh dan bersikap cuek. Proses penjodohan ini bisa berlangsung lama atau sebentar tergantung dari kondisi birahi masing-masing. Yang jelas, murai batu betina yang sudah birahi, tanda-tandanya suka menggetar-getarkan sayap dan selalu berusaha mendekat ke murai batu membuat burung cepat jodoh, dia biasanya melakukan hal sebagai berikut lihat juga hal yang sama dilakukan untuk penjodohan cucak ijo 1. Hari pertama diberi EF yang lebih dari biasa, misal jantan betina diberi masing-masing 10 ekor jangkrik dan 10 ekor cacing dengan tujuan agar keduanya terpacu Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 5, hal ini ditujukan untuk tetap menjaga Hari ketiga jatah jantan ditambah dan jatah betina dihilangkan. Tujuannya pada saat si jantan birahi, dia akan memainkan EF di mulutnya, dan pada saat yang bersamaan si betina kelaparan karena tidak mendapat jatah makan, sehingga si betina akan berusaha meminta jatah makan dari si ini bisa dilanjutkan untuk beberapa hari ke depan. Lamanya tergantung burung itu sendiri, bisa sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan belum penjodohan seperti itu pula yang biasa dilakukan para penangkar. Proses penjodohan ini dilakukan selama hampir sebulan sampai jantan betina mau bercampur tanpa tarung ada juga penangkar yang langsung memasukkan murai batu jantan dan betina dalam satu kandang penangkaran tanpa proses penjodohan terlalu lama. Namun hal ini biasa dilakukan ketika murai batu jantan dan betina sama-sama mabung sehingga tidak agresif terhadap dengan penjodohan murai batu ini, ada tips yang disampaikan Om Rudi Jambi yang sudah sukses menangkar murai batu. Dalam tulisannya di forum KM, Om Rudi menulis seperti di bawah Agar proses penjodohan lebih mudah, iapkan betina lebih dari 1 ekor, dekatkan dengan pejantan yang telah diseleksi, baik dari kualitas suara, katuranggan maupun prestasinya. Bila sudah ada yang tampak rajin bunyi, ngeleper-ngeleper sayapnya sambil ngeriwik, itu pertanda si betina sudah birahi, pilih betina tersebut, dekatkan dengan pejantan ditempat terpisah selama kurang lebih 3 Masukan ke dalam sangkar bersekat, atau biasanya disebut kandang jodoh, atau bila tidak ada sangkar bersekat boleh juga mengunakan sangkar biasa yang diletakan Harus dilakukan pengamatan secara rutin, untuk memastikan jodoh tidaknya indukan pilihan sudah terlihat akrab, yakni sering terlihat berhimpitan meski masih dibatasi sekat, baru masukan ke kandang Amati perilaku indukan, amati terus apakah si pejantan sudah benar-benar mau menerima pasangannya. Tanda-tanda penjodohan yang sukses, apabila sepasang indukan sering berduaan, sering kejar-kejaran, tapi bukan saling bila sang jantan mengejar dan menghajar betina, maka segera pisahkan kembali pasangan tersebut, karna bila dibiarkan bisa berakubat fatal…yakni…. kematian pada sang betina…5. Lakukan penjodohan alternatif, ulangi kembali penjodohan dari tahap pertama selama 1 minggu, kemudian masukan betina kedalam sangkar kecil dan masukan kedalam kandang besar, sementara itu biarkan sang pejantan bebas didalam kandang penangkaran dan merasa lebih berkuasa, langkah ini juga bertujuan mengurangi birahi Ganti pasangan bila tidak mau jodoh, ini merupakan alternatif terakhir dan mutlak dilakukan, yakni bila pasangan tersebut tetap tidak bisa jodoh, ganti betina dengan betina baru. Lakukan langkah-langkah penjodohan mulai dari awal sambil diamati lagi-lagi tips saya tetap sama di artikel penangkaran yang sudah saya tulis, yakni jika burung kita sulit atau lama berjodoh, maka kita bisa menggunakan BirdMature. BirdMature adalah produk untuk meningkatkan birahi burung secara cepat, terutama untuk burung-burung pengalaman penangkar murai batu, salah satunya adalah Om Didik di Gresik RR BF, murai batu betina usia muda sudah bisa dijodohkan dan bisa berproduksi dan malah relatif produktif ketimbang yang tua. Murai batu betina usia sekitar 8 bulan, sudah bisa dijodohkan dan ditangkarkan. Sedangkan jantannya, tetap menggunakan pejantan yang usianya lebih tua, minimal usia satu setengah pakan pada penangkaran murai batu Untuk masalah pakan, burung murai batu bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, kroto dan juga cacing. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan diingat, pemberian asupan yang tidak seimbang justru akan memperlama proses produksi. Penggunaan voer untuk ayam broiler misalnya, memang meningkatkan jumlah protein, tetapi pada saat yang sama jumlah lemaknya pun banyak. Padahal, burung penangkaran yang kegemukan, akan sulit bereproduksi dengan baik. Begitu juga dengan voer yang biasa digunakan untuk burung kicau harian, secara umum sudah baik, namun kandungan mineralnya seringkali tidak bisa kita pastikan karena banyak voer yang dijual tanpa disertai keterangan komposisi isi yang memadai. Dalam kaitan inilah saya menyarankan ke beberapa penangkar untuk memberikan multi vitamin dengan komposisi yang pas untuk yang bagus setidaknya mengandung vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 Nicotimanide B6, B12, C dan K3; zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B dan Ca-D Pantothenate. Untuk referensi ini, silakan baca tentang produk saat yang sama, burung di penangkaran membutuhkan mineral yang komplit dan seimbang. Unsur Ca dan K misalnya, harus benar-benar tercukupi sehingga proses pembuatan cangkang telur bisa berlangsung dengan baik. Lebih dari itu, kekurangan mineral pada burung akan menyebabkan beberapa kendala dalam penangkaran, antara lain bulu lemah, tidak mulus, kusam; terkena rachitis tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal; paralysa lumpuh; perosis tumit bengkak; anak burung mati setelah menetas; mengalami urat keting tendo; terlepas sendinya, tercerai luxatio; paruh meleset, kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; tidak juga segera bertelur, telur kosong, produktivitas rendah, dan daya tetas rendah, serta kematian embrio tinggi. Untuk menghindari hal itu, ada baiknya Anda mengetahui masalah mineral mengeramSeperti halnya penangkaran burung pada umumnya, murai batu membutuhkan lingkungan yang tenang. Paling tidak, harus terbebas dari gangguan predator kucing, tikus dll. Sementara untuk menghindarkan burung dari serangan penyakit yang berasal dari parasit, maka kita harus memastikan kandang yang relatif bebas parsit dan serangga pengganggu seperti semut dan pengganggu burung di penangkaran ada macam-macam. Jika tidak ditangani secara serius, maka akan menyebabkan betina tidak nyaman dalam mengeram. Akibatnya, burung tidak tenang dan selalu turun dari sarang. Jika ini berulang terjadi, maka dipastikan telur tidak bisa menetas karena tidak mendapatkan suhu pengeraman yang stabil. Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan indukan berlaku agresif dan bisa mengobrak-abrik sarang, makan telur sendiri, dan masa mengeram, ekstra fooding perlu dikurangi dengan tujuan agar kedua burung tidak naik birahinya yang juga sering menyebabkan mereka berlaku agresif baik terhadap pasangan amupun terhadap telur yang sedang dierami. Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung murai batu akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakanMinta makan. Murai batu anakan di penangkaran Om Amiex’ telur telah sukses menetas, maka anakan murai batu bisa Anda petik antara usia 5-10 hari. Kalau kurang dari 5 hari, kondisi burung terlalu lemah dan kadang menyulitkan kita untuk menyuapkan pakan. Sementara jika lebih dari 10 hari, burung sudah takut dengan manusia. Akibatnya, mereka takut disuapi dan pada saat yang sama mereka belum bisa makan sendiri. Selanjutnya, ya bisa mati-lah anak-anak murai murai batu bisa Anda letakkan di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan yang sama dengan yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk landasan teratas bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai anakan burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian bisa Anda letakkan di dalam kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu untuk pakan anakan murai batu yang diambil pada usia 5-10 hari, Anda bisa menyiapkan kroto yang benar-benar bersih dari kotoran dan bangkai semut. Suapkan perlan-pelan dengan alat suap yang bisa Anda buat seperti penjepit yang terbuat dari bambu. Atau Anda bisa membuat dengan bentuk apapun yang penting bisa untuk menyuapkan kroto ke paruh burung anakan. Kroto yang akan Anda berikan, perlu ditetes air sedikit sehingga memudahkan burung anakan untuk burung-burung di atas usia 7 hari, Anda juga bisa memberikan kroto yang dicampur dengan adonan voer. Untuk memastikan kecukupan vitamin dan mineral anakan burung, Anda perlu menambahkan BirdVit ke burung pada usia 15 hari ke atas, Anda sudah bisa mulai memberikan jangkrik kecil yang dibersihkan kaki-kakiinya, dan dipencet kepalanya. Atau kalau untuk pemberian di masa-masa awal, jangan disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi kalau Anda bisa memberikan jangkrik yang sedang mabung, yakni masih lembut dan berwarna anakan burung sudah mulai meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang, Anda bisa memindahkannya ke dalam sangkar gantung. Hanya saja perlu diingat, dasar sangkar gantung tetap diberi landasan bahan yang sama dengan bahan pembuat sarang. Tujuannya adalah mencegah kaki burung anakan cedera. Sementara untuk tangkringan harus dibuat bertingkat agar burung juga belajar meloncat antar itu untuk manajemen indukan pasca anakan diambil, Anda bisa menyetting pakan untuk indukan seperti pada masa pasca penjodohan. Setelah anakan diambil, biasanya 7-10 hari setelahnya, betina mulai bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan akan mengalami perubahan ketika burung mengalami masa mabung..+PROBLEM UTAMA BURUNG MURAI BATU 1. Ngebatman, mbalon ketika Ekor patah dan tidak Mabung tidak Gampang mabung/ Nyekukruk tidak semangat6. Tidak mau nagen atau nampil di Turun tangkringan dan Ngebatman atau mbalon ketika diadu Pertanda burung drop secara mental. Pemulihan perlu waktu lama dengan cara dikarantina dan bebas dari suara murai batu lain. Lama karantina kadang perlu sampai masa datangnya mabung lagi. Namun bisa saja lebih cepat dengan cara berikan jangkrik sebanyak burungnya mau. Bisa bahkan sampai 10 ekor kalau masih mau diberikan saja. Untuk obat-obatan tidak perlu, tetapi bisa diberikan BirdVit dan BirdMineral untuk terapi multivitamin dan mineral Ekor patah dan tidak tumbuh Pastikan bahwa bulu patahan di bagian yang menancap di pantat dicabut secara perlahan dan bisa keluar sampai ke batang bawah. Jika pori-pori tertutup, usap-usap dengan air hangat dan coba bagian itu dibuka dengan bantuan jarum yang disterilkan dibakar atau diusap alkohol. Bersihkan dengan air hangat, keringkan. Untuk mempercepat tumbuh bulu, berikan terapi dengan Mabung tidak tuntas Pertumbuhan bulu baru lambat sehingga tidak bisa mendesak bulu lama. Burung perlu energi tinggi untuk mabung, tetapi bukan dalam bentuk karbohidrat. Penambahan pakan masa mabung yang hanya berupa karbohidrat, hanya membuat burung gemuk tetapi bulu tidak juga tumbuh. Untuk masa pertumbuhan bulu ini diperlukan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Sumber mentionin dan sistin bisa diperoleh pada BirdVit dan Gampang mabung/rontok Penyebabnya antara lain 1 Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; 2 Bulu belum kuat sudah banyak diadu/ditrek; 3 Selama masa mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung ketika mulai terlihat tanda rontok padahal baru saja tuntas mabung.5. Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan cacingan. Atasi dengan Tidak mau nagen atau nampil di lomba Penyebabnya adakah adanya gangguan parasit, terutama air sac mite, yakni tungau kantung udara yang kasat mata. Burung sepertinya tidak kutuan, tetapi sesungguhnya membawa tungau di kantung udaranya. Hal ini menyebabkan burung selalu gelisah dan tidak bisa nampil maksimal di arena lomba. Bisa diatasi dengan penyemnprotan Fresh Aves dibarengi pengolesan nagen bisa juga karena kekurangan tenaga. Coba berikan BirdPower sebelum ditampilkan di latbenaran atau Turun tangkringan dan gelisah Biasanya disebabkan burung masih terlalu muda dan bisa juga burung tidak fit. Pastikan rawatan harian yang bagus dan bisa gunakan produk rawatan harian terkait burung murai batu selengkapnya klik di Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING gampang mencari artikel di klik di sini.Jumlahbulu ekor berwarna putih pada burung ini terhitung 4 dengan garis warna hitam horizontal. Panjang bulu ekor burung murai batu Medan sekitar 27 sampai dengan 30 cm. Jika burung ini sedang berkicau, ekronya akan berdiri tegak hingga menyentuh bagian kepalanya. Apabila ciri bulu sayap tersebut lebih mengkilap dan tidak didapati warna – Semua jenis burung akan mengalami proses mabung, termasuk Murai Batu. Apa itu mabung? Bagi yang belum tahu, mabung adalah perilaku merontokkan bulu yang sudah tua dan berganti dengan bulu muda. Saat mabung, burung berada di posisi paling menyakitkan karena bulunya terlepas satu persatu. Anda pasti juga tahu bahwa bulu dicabut rasanya pasti sakit. Nah, kejadian tersebut yang dialami oleh burung mabung. Bulunya jatuh satu persatu sehingga rasa sakitnya tiada tara. Burung akan malas berkicau, kadang malas makan, burung jadi pendiam, drop mental, tidak aktif, dan mudah stres. Waktu Awal MabungCiri-ciri Murai Batu akan MabungPerawatan Murai MabungMasalah Mabung pada Murai Batu1. Terapi Murai Batu Betina2. Mandi Basah Tanpa Jemur3. Pakan EF Ulat HongkongKesimpulanPencarian terkait Waktu Awal Mabung Biasanya awal Murai Batu mabung saat usianya 9 bulan. Bulu trotol akan berganti dengan bulu baru atau bulu dewasa. Nah, masa mabung Murai Batu ternak akan lebih cepat dibandingkan Murai Batu hutan. Kemudian Murai Batu bisa mengalami mabung atau moulting lagi selang 6-12 bulan. Bulu-bulu burung ini akan berganti dari bulu muda menjadi bulu dewasa dan terlihat lebih berkilauan. Bintik-bintik cokelat pada bulu akan menghilang dan digantikan dengan bulu permanen. Untuk jangka waktu, rata-rata burung Murai mabung selama 3 bulan. Setelah mabung, kadang kala burung akan mengalami penurunan performa. Sebab, sakitnya pasca bulu rontok membuat burung drop. Oleh karena itu, burung yang selesai mabung harus mendapatkan perawatan ekstra. Perawatan Murai Batu Mabung Bulu Murai terlihat kusam. Ekor burung pecah-pecah seperti sisir. Murai Batu yang rajin berkicau jadi malas berkicau. Saat ditrek, performa Murai kurang maksimal. Bulu burung terlihat berdiri atau jabrik. Sebagian bulu burung mulai berjatuhan atau rontok secara alami. Bagian bulu yang rontok biasanya bulu halus bagian kepala, dada, serta bulu besar bagian sayap dan ekor. Burung Murai yang makan kroto saat mabung akan mengalami proses tersebut lebih lama. Alasannya kandungan protein pada kroto membuat daya tahan burung lebih kuat, sehingga memperlambat masa mabung. Selain itu, bulu burung jadi lebih kusam. Perawatan Murai Mabung Kami sudah memberitahukan bahwa perawatan Murai Batu yang sedang mabung harus lebih intens. Jadi, jangan samakan perawatan harian dengan perawatan burung saat mabung. Takutnya nanti proses mabung malah bertambah lama dan berpengaruh pada kinerja burung di lapangan. Oleh sebab itu, Anda harus memberikan perawatan yang bagus saat Murai Batu sedang mabung. Burung dikerodong full. Proses jemur dihentikan dulu. Mandi sesuai keinginan burung di wadah cepuk. Sayap burung yang jatuh atau rontok jangan diambil dulu karena burung akan mengambil zat kalsium dari bulu yang berjatuhan. Berikan kandungan kalsium lain dari tulang sotong serta voer. Pakan EF diberikan agar setelah mabung selesai bulunya terlihat indah. Jenis pakan EF bisa berupa belalang hijau yang tidak bersayap karena mengandung protein tinggi dan vitamin E. Selain itu, berikan pula jangkrik yang sudah mengonsumsi kacang panjang dan irisan kunyit. Saat bulu mulai tumbuh, segera berikan masteran Murai Batu. Proses mabung Murai Batu selesai setelah bulu ekor tumbuh sempurna dan bulu sayap rontok semua. Masalah Mabung pada Murai Batu Terkadang proses mabung Murai Batu mengalami masalah. Anda bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan berbagai cara. Mungkin masalahnya akan berbeda-beda, tapi semua masalah tetap ada jalan keluarnya. 1. Terapi Murai Batu Betina Jika Murai Batu macet mabungnya, Anda bisa memberikan Murai Batu betina dengan jarak 1 meter selama seminggu. Setelah itu, sembunyikan Murai Batu betina, maka burung tersebut akan mabung lagi. 2. Mandi Basah Tanpa Jemur Selain dengan burung betina atau untulan, Anda juga bisa memandikan Murai Batu sampai basah kuyup tanpa jemur. Kemudian burung langsung dikerodong. Setelah burung mulai mabung lagi, maka perawatan seperti ini bisa dihentikan. 3. Pakan EF Ulat Hongkong Kalau mabung macet, Anda dapat memberikan ulat hongkong sebanyak 10 ekor di pagi hari dan 10 ekor di sore hari. Dengan makan ulat hongkong, maka bulunya akan semakin rontok. Kesimpulan Anda sekarang sudah mengetahui ciri-ciri Murai Batu akan mabung, perawatan Murai mabung, dan masalah saat Murai Batu macet mabung. Ketiga hal ini sangat penting dipelajari agar proses mabung bisa berjalan mulus. Baca juga 6 Penyebab dan Cara Mencegah Suara Murai Batu Serak Setelah Mabung 30 Perawatan Murai Batu Mabung dan Cara Mengembalikan Performanya Setelah Mabung Performanya Meningkat, Murai Batu Hammer Dibeli Rp 245 Juta 5 Karakter Dasar Murai Batu untuk Menentukan Perawatan 36 Cara Membedakan Murai Batu Betina dan Jantan dari Ciri Fisik Kasihan bila mabung burung tersendat atau macet. Burung yang seharusnya bisa berganti bulu baru, malah harus tersiksa karena bulu tidak kunjung rontok. Hal tersebut tentu akan membuatnya stres dan semakin drop. Oleh karena itu, sebisa mungkin beri perawatan khusus agar Murai mabung sempurna. Jika artikel bermanfaat, jangan lupa bagikan ke teman-teman yang lain dan follow Instagram burungnyadotcom. Terima kasih. Pencarian terkaithttps//burungnya com/ciri-murai-batu-akan-mabung-perawatan-dan-masalah-mabung/murai mabung ke 2ciri burung mabungciri ciri murai batu mau mabungtanda tanda burung murai batu mau mabungTanda burung murai batu rontokumur berapa murai ngurak pertama
Murai batu Copsychus malabaricus telah menjadi salah satu pilihan penghobi burung di Indonesia sejak dua puluh tahun terakhir, termasuk di Kota Bengkulu. Para penghobi burung telah mulai melakukan beberapa langkah konservasi biologi antara lain dengan melakukan upaya penetasan dan pemeliharaan anakan. Anakan murai batu dikenal cukup sulit untuk dipelihara dan akan mudah mati apabila dipisahkan dari induknya, sehingga sampai saat ini belum banyak diketahui tentang ukuran morfometriknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi data fundamental pertumbuhan kuantitatif badan, sayap dan kaki anakan burung murai batu kelamin campuran selama pemeliharaan ex situ mulai umur 30 hari hingga fase ranggas bulu pertama. Koleksi data dilakukan dengan metode observasi dan pengukuran panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki setiap minggu. Data kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang badan anakan murai batu kelamin campuran bervariasi antara 44,9 mm sampai 52,2 mm dengan rata-rata 49,56 mm/ekor, panjang sayap antara 100,4 mm sampai 115,5 mm dengan rata-rata 107,25 mm/ekor, dan panjang kaki antara 50,2 mm sampai 53,2 mm dengan rata-rata 51,45 mm/ekor. Dapat disimpulkan bahwa terjadi pertambahan ukuran kuantitatif panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki anakan murai batu hingga fase ranggas bulu pertama. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Sain Peternakan Indonesia Available at DOI P-ISSN 1978-3000 E-ISSN 2528-7109 Volume 15 Nomor 4 edisi Oktober-Desember 2020 414 Pertumbuhan kuantitatif anakan Murai Batu hingga fase ranggas... Putranto... et al., 2020 Pertumbuhan Kuantitatif Anakan Murai Batu Hingga Fase Ranggas Bulu Pertama Quantitative Development of White-Rumped Shama Chick Reared until the First Moulting Stage H. D. Putranto1, B. Brata1, dan Y. Yumiati2 1Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu 2Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dehasen Bengkulu Corresponding e-mail heri_dp ABSTRACT Among Indonesian especially in Bengkulu city, white-rumped shama Copsychus malabaricus had been choosen as one of favorite pet since past two decades. We found that number of bird keepers in Bengkulu also managed to do hatching of eggs and bird chick rearing management. However, it was not easy to keep a chick survive when it separated from parent. This study aims to explore a weekly fundamental data on white-rumped shama quantitative development of body length, wing length and feet length during a rearing period of 30 -days of age until first moulting stage. All data were analysed descriptively. Research results showed that mixed sex white-rumped shama chicks body length varied between mm to mm averaged mm/chick, wing length varied between mm to mm averaged mm/chick, and feet length varied between mm to mm averaged mm/chick. It can be concluded that mixed sex white-rumped shama chick's body, wing and feet length were developed quantitatively during its 30-days of age until its first moulting stage. Key words chick, moulting, quantitative development, white-rumped shama. ABSTRAK Murai batu Copsychus malabaricus telah menjadi salah satu pilihan penghobi burung di Indonesia sejak dua puluh tahun terakhir, termasuk di Kota Bengkulu. Para penghobi burung telah mulai melakukan beberapa langkah konservasi biologi antara lain dengan melakukan upaya penetasan dan pemeliharaan anakan. Anakan murai batu dikenal cukup sulit untuk dipelihara dan akan mudah mati apabila dipisahkan dari induknya, sehingga sampai saat ini belum banyak diketahui tentang ukuran morfometriknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi data fundamental pertumbuhan kuantitatif badan, sayap dan kaki anakan burung murai batu kelamin campuran selama pemeliharaan ex situ mulai umur 30 hari hingga fase ranggas bulu pertama. Koleksi data dilakukan dengan metode observasi dan pengukuran panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki setiap minggu. Data kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang badan anakan murai batu kelamin campuran bervariasi antara 44,9 mm sampai 52,2 mm dengan rata-rata 49,56 mm/ekor, panjang sayap antara 100,4 mm sampai 115,5 mm dengan rata-rata 107,25 mm/ekor, dan panjang kaki antara 50,2 mm sampai 53,2 mm dengan rata-rata 51,45 mm/ekor. Dapat disimpulkan bahwa terjadi pertambahan ukuran kuantitatif panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki anakan murai batu hingga fase ranggas bulu pertama. Kata kunci anakan, kuantitatif, murai batu, pertumbuhan, ranggas bulu. PENDAHULUAN Bagi para penghobi burung di nusantara, istilah anakan atau trotol adalah kosakata yang digunakan untuk menyebut individu anak burung. Untuk penghobi atau pemelihara burung murai batu Copsychus malabaricus, anakan diartikan sebagai anak burung murai batu yang berumur 12 sampai 14 hari atau sampai belum berganti bulu dewasa Putranto et al., 2020b. Secara umum diketahui bahwa anakan burung murai batu akan mengalami ranggas bulu pertama kalinya pada umur 4 sampai 5 bulan Gambar 1. Gambar 1. Profil anakan burung murai batu 415 Pertumbuhan kuantitatif anakan Murai Batu hingga fase ranggas... Putranto... et al., 2020 Sampai saat ini, penghobi burung murai batu di Kota Bengkulu menemukan beberapa masalah saat melakukan pemisahan anakan dari induknya Brata et al., 2019, Putranto et al., 2018; 2019 a,b; 2020a,b. Masalah utamanya adalah apabila dilakukan upaya pemisahan/penyapihan paksa, maka akan memunculkan peningkatan level cekaman pada anakan yang ditandai dengan hilangnya nafsu makan appetite anakan yang dapat berakibat fatal berupa mortalitas. Diperkirakan, anakan masih belum bisa makan sendiri atau masih dilolohkan oleh induknya. Tindakan penyapihan/pemisahan anakan dari induknya masih belum menjadi prioritas dalam pemeliharaan burung murai batu. Fase hidup burung selanjutnya adalah sebuah tahapan pergantian atau luruhnya bulu dari tubuh. Fase pergantian bulu ini juga dikenal dengan istilan ranggas bulu atau moulting Putranto et al., 2020b. Ranggas bulu atau moulting adalah proses perontokan atau pergantian bulu-bulu yang terjadi pada burung, ayam, serta unggas berbulu lainnya dan biasanya burung dan unggas akan mengalami masa ranggas bulu 1 tahun sekali secara periodik. Untuk murai batu, biasanya anakan mulai berganti bulu pada umur sekitar 4 - 5 bulan. Seiring dengan kesadaran masyarakat akan upaya konservasi dalam hal ini upaya menjaga populasi plasma nutfah di habitat in situ, dalam kondisi tertentu beberapa penghobi dan penangkar burung murai batu telah memulai upaya potensial yang mengarah pada tindakan pelestarian Putranto et al., 2020a,b. Upaya potensial tersebut antara lain adalah penetasan dan penyapihan yang dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara pemilik/penangkar burung dengan calon pembeli anakan burung walaupun ada resiko yang besar. Hingga saat ini, masih banyak informasi biologi burung murai batu yang belum diketahui secara pasti. Kendala berupa sulitnya melakukan penyapihan, tindakan khusus berupa menyuapi dalam aktifitas makan sampai level cekaman yang tinggi menyebabkan anakan murai batu jarang dipelihara terpisah sehingga membuat terbatasnya informasi ukuran morfometriknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi data fundamental pertumbuhan kuantitatif panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki anakan burung murai batu kelamin campuran selama pemeliharaan ex situ mulai umur 30 hari hingga fase ranggas bulu pertama. MATERI DAN METODE Sebanyak 8 ekor anakan murai batu berjenis kelamin campuran mixed sex yang berasal dari satu peternak yang sama dengan jenis persilangan antara Medan x Bengkulu Utara dipergunakan dalam penelitian ini. Anakan memiliki umur yang sama 30 hari dengan berat badan yang bervariasi, dan kondisi kesehatan yang baik. Pakan yang diberikan berupa kombinasi voer dan kroto yang dilolohkan sekali sehari serta air minum ad libitum. Adapun kandungan nutrisi dalam kroto yaitu larva dan pupa berupa kalori 493 kkal, kadar air 22%, protein 24,1 g, lemak 42,2 g, karbohidrat 4,3 g, serat 4,6 g, abu 2,8%, kalsium 40 mg, fospor 230 mg, besi 10,4 mg, vitamin A 710 IU, vitamin B1 0,22 0,22 mg, vitamin B2 1,13 mg dan niacin 5,7 mg Prayoga, 2015; Putranto et al., 2020b. Kandungan nutrisi pada voer antara lain protein minimal 19%, lemak minimal 3%, serat maksimal 9% dan kadar air maksimal 12% Anonim, 2019. Seperti yang dilaporkan dalam penelitian sebelumnya Putranto et al., 2020b, alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sangkar yang berbentuk umbaran dengan panjang 200 cm, lebar 50 cm, tinggi 175 cm dan tinggi tiang sangkar 25 cm. Tiap sangkar dilengkapi dengan tempat pakan dan minum, tempat mandi burung, dan tempat bertengger. Alat lainnya yang dipergunakan adalah penggaris besi 30 cm, alat tulis, sprayer, kamera dan jangka sorong digital electronic digital caliper ketelitian 0,001 mm produksi Qingdao Tide Machine Tool Supply Co, Ltd. Penelitian telah dilakukan selama 6 bulan dimulai pada tanggal 01 September 2019 – tanggal 29 Februari 2020 di Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan secara observasi dengan pengukuran parameter morfometrik anakan murai batu setiap minggu. Koleksi data dilakukan melalui pengamatan secara langsung anakan murai batu yang dipelihara. Parameter pertumbuhan kuantitatif yang diamati adalah Panjang Badan Pengukuran panjang badan anakan murai batu kelamin campuran diukur menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. Metode pengukuran mengikuti Jull 1951, yaitu diukur mulai dari pangkal leher hingga pangkal ekor burung. 416 Pertumbuhan kuantitatif anakan Murai Batu hingga fase ranggas... Putranto... et al., 2020 Panjang Sayap Pengukuran panjang sayap anakan murai batu kelamin campuran diukur menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. Metode pengukuran merujuk pada Lambey 2013, diukur mulai dari pangkal sayap hingga ujung bulu sayap burung tanpa penekanan Gambar 2. Gambar 2. Pengukuran panjang sayap Panjang Kaki Pengukuran panjang kaki anakan murai batu kelamin campuran diukur menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. Metode pengukuran mengikuti Jull 1951, diukur mulai dari pangkal paha atau femur sampai ujung tulang kering atau tibia. Data yang diperoleh ditabulasi, dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dibahas secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti meyakini bahwa informasi pertumbuhan kuantitatif anakan murai batu C. malabaricus ini adalah artikel ilmiah pertama yang menampilkan data morfometrik anakan murai batu kelamin campuran yang dipelihara pada habitat ex situ. Secara umum, masih dipercaya bahwa terdapat beberapa perbedaan antara pertumbuhan kuantitatif individu yang hidup secara alami pada habitat in situ dan individu yang dipelihara pada habitat ex situ dengan modifikasi lingkungan. Hasil penelitian pertumbuhan kuantitatif panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki anakan burung murai batu kelamin campuran selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang badan anakan murai batu kelamin campuran memiliki ukuran yang berbeda-beda. Pada setiap minggu umur ranggas bulu didapati panjang badan anakan murai batu kelamin campuran bervariasi antara 44,9 mm sampai 52,2 mm dengan rata-rata 49,56 mm/ekor. Peneliti berasumsi bahwa perbedaan ukuran panjang badan anakan murai batu kelamin campuran diakibatkan adanya faktor genetik, jenis kelamin dan pakan. Selanjutnya, data hasil penelitian pada Tabel 1 juga memperlihatkan bahwa pada setiap minggu umur ranggas bulu didapati panjang sayap anakan burung murai batu kelamin campuran bervariasi antara terendah 100,4 mm sampai tertinggi 115,5 mm dengan rata-rata 107,25 mm/ekor. Perbedaan umur ranggas bulu menyebabkan pencapaian pertumbuhan ukuran panjang sayap yang berbeda untuk setiap individu anakan burung murai batu. Peneliti berasumsi bahwa hal ini juga disebabkan juga oleh faktor genetik, pakan dan faktor lingkungan sebagaimana perbedaan panjang badan sebelumnya. Lebih jauh lagi, pada Tabel 1 data hasil penelitian memperlihatkan pertumbuhan kuantitatif panjang kaki anakan burung murai batu kelamin campuran selama penelitian yang memiliki tren yang serupa dengan pertumbuhan kuantitatif panjang badan dan panjang sayap. Dapat dilihat bahwa panjang kaki anakan murai batu kelamin campuran hingga fase ranggas bulu pertama selama penelitian diketahui berbeda-beda baik dalam ukuran panjang ataupun waktu ranggas bulunya. Pada setiap minggu umur ranggas bulu didapati panjang kaki anakan burung murai batu kelamin campuran bervariasi antara 50,2 mm sampai 53,2 mm dengan rata-rata 51,45 mm/ekor. Menurut Putranto et al., 2020b ranggas bulu atau bulu rontok pertama diasumsikan sebagai tanda utama molting atau mabung pada burung murai batu. Sedangkan mabung atau molting diartikan sebagai proses perontokan atau pergantian bulu-bulu yang terjadi pada burung biasanya dengan frekuensi 1 tahun sekali secara periodik. Hasil studi eksploratif yang dilakukan Putranto et al. 2020b sebelumnya, diketahui bahwa ke-8 anakan murai batu kelamin campuran yang diamati mengalami ranggas bulu pertama pada umur pemeliharaan dan umur biologis yang bervariasi. Jurnal Sain Peternakan Indonesia 15 4 2020 Edisi Oktober-Desember 417 Tabel 1. Pertumbuhan kuantitatif panjang badan, panjang sayap, dan panjang kaki anakan murai batu kelamin campuran mulai umur 30 hari hingga fase ranggas bulu pertama. Pertumbuhan Kuantitatif Anakan Murai Batu kelamin Campuran Keterangan PB = Panjang Badan PS = Panjang Sayap PK = Panjang Kaki A1 = Anakan murai batu nomor 1 A2 = Anakan murai batu nomor 2 A3 = Anakan murai batu nomor 3 A4 = Anakan murai batu nomor 4 A5 = Anakan murai batu nomor 5 A6 = Anakan murai batu nomor 6 A7 = Anakan murai batu nomor 7 A8 = Anakan murai batu nomor 8 * = Waktu ranggas bulu pertama 418 Pertumbuhan kuantitatif anakan Murai Batu hingga fase ranggas... Putranto... et al., 2020 Hasil studi terdahulu didapatkan data bahwa rata-rata ranggas bulu pertama anakan murai batu kelamin campuran terjadi pada umur pemeliharaan 7,25 minggu umur biologi 80,75 hari dengan rentang waktu umur pemeliharaan 4 – 10 minggu atau umur biologi anakan murai batu antara 58 - 100 hari. Selanjutnya, disebutkan pula oleh Putranto et al. 2020b dari ke-8 anakan murai batu kelamin campuran dalam penelitian ini, umur ranggas bulu pertama tercatat paling cepat pada umur pemeliharaan 4 minggu umur biologi 58 hari dan paling lambat pada umur pemeliharaan 10 minggu umur biologi 100 hari. Menurut Anonim 2020a, burung yang masih berusia muda atau anakan mengalami pertumbuhan dengan cepat jika dibarengi dengan pemberian protein yang cukup dalam pakan yang diberikan. Hal ini senada dengan pendapat Anggorodi 1995 menyatakan bahwa setiap pertumbuhan pada tulang, jaringan otot, organ internal dan bagian tubuh lainnya, protein dalam pakan menjadi salah satu komponen yang penting dalam pertumbuhan. Disebutkan pula bahwa pemberian protein dalam jumlah 20% saja sudah cukup untuk pertumbuhan anakan. Pada penelitian ini anakan murai batu diberikan pakan berupa kombinasi voer dan kroto yang diasumsikan bergizi cukup tinggi. Adapun kandungan protein dalam kroto mencapai 24,1 g dan nilai ini sudah lebih tinggi dibandingkan pendapat sebelumnya yang hanya menyarankan jumlah 20%. Hasil studi terdahulu dari Hickman et al. 2007 tentang sayap pada burung, dinyatakan bahwa sayap pada burung memiliki ukuran yang berbeda-beda karena menyesuaikan antara tubuh burung dengan habitatnya. Burung memiliki sepasang sayap dan tubuhnya ditutupi oleh bulu yang berfungsi sebagai pelindung tubuh serta mempengaruhi daya terbang Radiopoetro, 1986. Tulang-tulang di sayap sangat ringan sehingga burung bisa terbang lebih mudah. Burung memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang. Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap. Tulang sayap dan kaki memiliki banyak tulang yang berongga yang saling bersilang untuk menambah kekuatan struktur tulang. Tulang sayap relatif panjang dan luas permukaan sayap berhubungan untuk menghasilkan beban sayap yang rendah Saraswati et al., 2018. Secara umum, menurut Anonim 2020b, kaki burung diklasifikasikan menjadi anisodactyl, zygodactyl, heterodactyl, syndactyl atau pamprodactyl. Anisodactyl merupakan bentuk kaki burung yang paling umum, dengan tiga jari di depan dan satu di belakang. Bentuk seperti ini banyak ditemui di burung penyanyi, burung pengicau, elang, rajawali, dan falkon. Burung murai batu tergolong dalam burung penyanyi. Untuk panjang kaki burung Jull 1951 menulis bahwa kaki burung diasumsikan terdiri atas panjang paha yang merupakan panjang tulang femur yaitu dari persendian tulang pangkal paha sampai dengan persendian pangkal atas tulang tibia. Hasil penelitian tentang panjang kaki anakan burung murai batu berkelamin campuran memiliki ukuran yang bervariasi. Perbedaan ini diasumsikan akibat dari perbedaan jenis kelamin, genetik dan pakan yang diberikan. Prayoga 2015 menyatakan komponen yang terdapat dalam kroto yaitu larva dan pupa terdapat kandungan gizi Vit A sebesar 710 IU yang dianggap tinggi. Ditambahkan oleh pendapat dari Rose 1997 yang menyatakan bahwa pertumbuhan tulang lebih banyak diatur oleh faktor genetik dan hormon serta vitamin D dan A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi pertambahan ukuran kuantitatif panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki anakan murai batu hingga fase ranggah bulu pertama. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan hibah Penelitian Dasar multi tahun yang didanai oleh Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi /Badan Riset dan Inovasi Nasional DRPM Kemenristek /BRIN Republik Indonesia dengan nomor kontrak 165/SP2H/AMD/LT/DRPM/2020. Tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada DRPM Kemenristek/BRIN, LPPM Universitas Bengkulu, Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, asisten peneliti Mexi Mandela, Mei Pran Syahputra, dan Ilham Satrio Soeyono atas bantuan yang telah diberikan. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi. 1995. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jurnal Sain Peternakan Indonesia 15 4 2020 Edisi Oktober-Desember 419 Anonim. 2020a. Kebutuhan Protein dan Vitamin Pada Burung Peliharaan. Diakses tanggal 8 Agustus 2020. Anonim. 2020b. Anatomi Burung. Diakses tanggal 8 Agustus 2020. Anonim. 2019. Keistimewaan Gold Coin. Diakses tanggal 20 Maret 2020. Brata, B., H. D. Putranto, J. Setianto, dan Y. Yumiati. 2019. Deskripsi manajemen pemeliharaan hewan potensial burung murai batu studi kasus di Kota Bengkulu. Prosiding Semirata BKS-PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Jambi tanggal 27 – 29 Agustus 2019, hal 647-657. Hickman, Roberts, Keen, A. Larson dan Eisenhour. 2007. Animal Diversity. Mc Graw-Hill, New York. Jull, 1951. Poultry Husbandry. 3rd Ed. Micgraw-Hill publishing CO., Ltd. Lambey, 2013. Kajian biologis, tingkah laku, reproduksi dan kekerabatan burung weris, Gallirallus philppensis di Minahasa Sulawesi Utara. Program Pascasarjana, IPB, Bogor. Putranto, B. Brata, dan Y. Yumiati. 2020a. Ex-situ population of white-rumped shama Copsychus malabaricus Studies of density, distribution and bird keepers in Bengkulu, Sumatera. Biodiversitas 21 3 865-874. Putranto, B. Brata, dan Y. Yumiati. 2020b. Kajian ranggas bulu pertama trotol murai batu Copsychus malabaricus pada pemeliharaan intensif. Prosiding Webinar Nasional 2020 Persepsi “Kontribusi Usaha Ternak Lokal Sebelum dan Sesudah Pandemi Dalam Memenuhi Protein Hewani Di Indonesia”, tanggal 29 Mei 2020, hal 38-44. Putranto, B. Brata, dan Y. Yumiati. 2019a. Profil dan populasi peternak murai batu di Kota Bengkulu. Prosiding Semirata BKS-PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Jambi tanggal 27 – 29 Agustus 2019, hal 1225-1234. Putranto, B. Brata, dan Y. Yumiati. 2019b. Ex-situ population of white-rumped shama Density, distribution and bird fanciers. Prosiding International Conference on Biodiversity Society for Indonesian Biodiversity SIB Mataram, Indonesia, 14-15 December 2019, hal 123. Putranto, H. D., D. Okvianto, dan H. Prakoso. 2018. Reproductive studies on murai batu Copsychus malabaricus in Bengkulu local captive breeding. Jurnal Sain Peternakan Indonesia 13 2 130-139. Prayoga, B. 2015. Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern. Penebar Swadaya. Radiopoetro. 1986. Zoology. Cetakan 3. Percetakan Erlangga. Rose, 1997. Principle of Poultry Science. Centre for Agriculture and Bioscience International, New York. Saraswati, S. Tana, Yuniwarti. 2018. Morphologycal description of Javanese Celepuk Female Otus angelina. Buletin Anatomi dan Fisiologi 3 1 110-115. ... Keeping a favorite pet, such as White-rumped Shama or Copsychus malabaricus, can lead to an uncontrol situation, a decreasing population for some avian species in the wild caused by poaching Putranto et al. 2019aPutranto et al. , 2020Putranto et al. , 2021. However, scientific information about Indonesia's Whiterumped Shama birds, in terms of biological data and its intensive daily management in captivity and the wild, is still very limited. ...... However, scientific information about Indonesia's Whiterumped Shama birds, in terms of biological data and its intensive daily management in captivity and the wild, is still very limited. Furthermore, some preliminary studies reported on the growth of White-rumped Shama feathers Putranto et al. 2021, the growth rate and morphometric size of some body parts of White-rumped Shama chicks Putranto et al. 2020, the reproductive ability and egg production of female birds Putranto et al. 2018, and domesticated White-rumped Shama bird populations Putranto et al. 2019a. However, there is no scientific data on its reproduction and breeding behaviors. ...Putranto HD, Nurmeilliasari, Harahap AS, Brata B, Sutriyono, Yumiati Y. 2023. The evidence of cloaca display as an indicator to validate breeding behavior during the matchmaking phase on local Indonesia female White-rumped Shama Copsychus malabaricus. Biodiversitas 24 486-491. White-rumped Shama bird, which Indonesian bird lovers call the Murai Batu bird Copsychus malabaricus, has been a favorite bird for almost a decade. This bird is well-known among bird keepers for its colors and male singing voices. Generally, we recognize some biological behaviors that are trusted as avian behaviors. However, some specific behaviors in wild and domesticated birds are still not detected and unclear. The objective of this study was to validate and analyze the scientific evidence, frequency, and duration of cloaca display appearance as indicators of the female White-rumped Shama birds breeding behavior during the matchmaking phase. By animal focal sampling method, 18 sexually mature females of local White-rumped Shama captivated and observed by the research peer team were observed intensively for cloaca display activity during 22 days of matchmaking observation duration. Those 18 female samples were treated for matchmaking with another 8 males. For the cloaca display frequency and duration parameter, a time sampling method was used by dividing a total of 6 hours of daily behavior observation into 3 hours of observation duration, 2 times a day with 6 hours of distance between one observation and to next observation. Daily behavior observation conducted between am to am continued from pm to pm. Cloaca display frequency was counted as how often a female shows a cloaca exposure to her male matchmaking partner during the daily observation period. Then, a cloaca display duration was measured in the unit of seconds for each cloaca display behavior confirmed. Seventeen 17 female White-rumped Shama birds 94% samples exhibited motion of cloaca display, with 21 motions of cloaca display behaviors confirmed. The earliest cloaca display behavior was confirmed on day 15 after matchmaking began, and the latest behavior was confirmed on day 22 after matchmaking began. These behaviors were seen on average of day after matchmaking began. The shortest duration of cloaca display behavior lasted for seconds, and the longest lasted for seconds, with an average duration of seconds for each motion. The average daily confirmed cloaca display frequency among that female White-rumped Shama was times in 22 days of matchmaking observation duration. Cloaca display motion is seen daily 21 days during 22 days of observation conducted, and the relative frequency percentage of cloaca display behavior was There is no proven info about the breeding behavior of this bird, and based on our scientific results, we strongly believe cloaca display motion can be validated as the main indicator of Indonesia's local female White-rumped Shama birds' breeding behavior. It can be read from the relative frequency percentage of cloaca display motion of female White-rumped Shama, which is overtopped 95% or dominant motion in its breeding behavior.... Perbedaan ukuran panjang sayap dan panjang bulu ekor juga dipengaruhi oleh umur dari burung nuri talaud. Putranto et al. 2020 menyatakan bahwa perbedaan umur burung menyebabkan pertumbuhan ukuran panjang sayap dan panjang bulu ekor yang berbeda untuk setiap individu. Hal ini sejalan dengan Hickman et al. 2017 menyatakan bahwa sayap dan bulu ekor pada burung memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi karena perbedaan perkembangan dan disesuaikan dengan habitat. ...Josephine L. P. Mangke Lucia Johana LambeyJ. KeintjemPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari serta mengetahui morfometri burung nuri talaud Eos histrio talautensis yang dipelihara secara ex situ di pulau Karakelang. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasi terhadap burung nuri talaud yang dipelihara oleh masyarakat secara ex situ di pulau Karakelang, dengan menggunakan 12 sampel burung nuri talaud dan variabel yang diamati antara lain, berat badan, panjang kepala, panjang paruh, panjang sayap, panjang ekor, panjang shank, dan panjang badan. Hasil penelitian menunjukan bahwa berat badan burung nuri Talaud yaitu 102-150 gram dengan rata-rata 127,41 gram, panjang kepala 35,85-50,49 mm dengan rata-rata 42,96 mm, panjang paruh 19,15-22,03 mm dengan rata-rata 20,08 mm, panjang sayap 18-22 cm dengan rata-rata 20,41 cm, panjang bulu ekor 11-14 cm dengan rata-rata 12,5 cm, panjang shank 13,31-19,43 mm dengan rata-rata 15,78 mm, dan panjang badan 26-30 cm dengan rata-rata 28,83 cm. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemeliharaan secara ex situ yang dilakukan oleh masyarakat di pulau Karakelang menghasilkan burung nuri talaud Eos histrio talautensis dengan nilai morfologinya rendahKata kunci Morfometri, Burung nuri talaud, Pulau KarakelangHeri Dwi PutrantoBieng BrataYossie YumiatiPutranto HD, Brata B, Yumiati Y. 2020. Ex-situ population of White-rumped Shama Copsychus malabaricus Studies of density, distribution and bird keepers in Bengkulu, Sumatra. Biodiversitas 21 865-874. Purpose of this research was to estimate number of White-rumped Shama Copsychus malabaricus or locally known as murai batu which are kept by Bengkulu's bird keepers, analyze its population density, population distribution, and the profile of bird keepers. Researcher used field observation method by conducting interviews during June-September 2019. Respondents were determined using purposive sampling method and sampling was continued by snowball sampling method. Bird population data were analyzed by using population density formula and population distribution formula, while profile of bird keepers was analyzed descriptively. In 9 sub-districts of Bengkulu City total of 642 birds that are kept by bird keepers in ex-situ habitat, consisting of 434 males and 208 females with sex ratio approximately of 21. Population density was birds per km2 male birds/km2 and female birds/km2. Population distribution by a Variance-Mean Ratio formula was or VMR > 1. Furthermore, there were 79 keepers consist of 78 male bird keepers and 1 female keeper Eleven bird keepers were categorized as captive breeders and 68 keepers were categorized as bird hobbyists. In conclusion, density population of ex-situ White-rumped Shama in Bengkulu City was birds per km2, and population distribution interpreted as negative binomial distribution. Bird keepers were divided into two groups, captive breeders and bird hobbyists. Husain PutrantoD. OkviantoH. PrakosoBurung adalah salah satu jenis hewan peliharaan pet yang banyak digemari masyarakat di Indonesia saat ini. Banyak jenis burung yang dipelihara karena kemerduan suaranya dan keindahan warna bulunya. Jenis burung peliharaan yang bernilai ekonomis tinggi akan menunjukkan status sosial ekonomi pemeliharanya. Burung Murai Batu Copsychus malabaricus termasuk sebagai burung yang digemari dan bernilai ekonomis tinggi. Hingga saat ini masih belum banyak diketahui informasi tentang status reproduksinya baik yang berada di habitat in situ maupun ex situ. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara pada penangkar lokal di Kota Bengkulu. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui data biologis dasar berupa tampilan reproduksi burung Murai Batu pada penangkaran ex-situ yang dilakukan oleh penangkar lokal di Kota Bengkulu. Data hasil observasi dan wawancara kemudian dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian pada penangkar lokal di Kota Bengkulu dapat disimpulkan bahwa burung Murai Batu menghasilkan telur rata-rata 2,9 butir dalam dua periode bertelur. Lama durasi mengeram rata-rata 12,1 hari dalam dua periode bertelur dengan daya tetas sebesar 94,16% dalam dua periode bertelur. Anakan burung Murai Batu disapih pada umur 30 hari sedangkan untuk jarak waktu bertelur kembali rata-rata 20,1 hari dalam dua periode bertelur. Kata kunci Burung Murai Batu, reproduksi, penangkaran Protein dan Vitamin Pada Burung PeliharaanAnonimAnonim. 2020a. Kebutuhan Protein dan Vitamin Pada Burung Peliharaan. P HickmanL S RobertsS L KeenA Larson DanD J EisenhourHickman, Roberts, Keen, A. Larson dan Eisenhour. 2007. Animal Diversity. Mc Graw-Hill, New ranggas bulu pertama trotol murai batu Copsychus malabaricus pada pemeliharaan intensif. Prosiding Webinar Nasional 2020 Persepsi "Kontribusi Usaha Ternak Lokal Sebelum dan Sesudah Pandemi Dalam Memenuhi Protein Hewani Di IndonesiaH D PutrantoB BrataDan Y YumiatiPutranto, B. Brata, dan Y. Yumiati. 2020b. Kajian ranggas bulu pertama trotol murai batu Copsychus malabaricus pada pemeliharaan intensif. Prosiding Webinar Nasional 2020 Persepsi "Kontribusi Usaha Ternak Lokal Sebelum dan Sesudah Pandemi Dalam Memenuhi Protein Hewani Di Indonesia", tanggal 29 Mei 2020, hal population of white-rumped shama Density, distribution and bird fanciersH D PutrantoB BrataDan Y YumiatiPutranto, B. Brata, dan Y. Yumiati. 2019b. Ex-situ population of white-rumped shama Density, distribution and bird fanciers. Prosiding International Conference on Biodiversity Society for Indonesian Biodiversity SIB Mataram, Indonesia, 14-15 December 2019, hal Tuntas Budidaya Kroto Cara ModernB PrayogaPrayoga, B. 2015. Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern. Penebar 1986. Zoology. Cetakan of Poultry Science. Centre for Agriculture and Bioscience InternationalS P RoseRose, 1997. Principle of Poultry Science. Centre for Agriculture and Bioscience International, New York.
. 407 207 291 155 18 236 238 249