PerpustakaanSMK St Louis menerbitkan Sejarah Sm1 Kelas XI BS press pada 2021-08-01. Bacalah versi online Sejarah Sm1 Kelas XI BS press tersebut. Download semua halaman 51-100.
Log in or Sign up Tanya Tugas Sekolah Ke Guru Pintar Home Forums > Pelajaran > Sejarah > Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC Discussion in 'Sejarah' started by Giovani Malinda, Jan 28, 2016. ads Giovani Malinda Active Member Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC ? Pada tahun 1602, tepatnya pada tanggal 20 Maret, Belanda mendirikan suatu badan perusahaan untuk memonopoli perdagangan di Indonesia. Nama badan itu adalah VOC Verenigde Oostindische Compagnie. VOC bertempat di Batavia pada waktu itu dan mendapat julukan Perusahaan Hindia Timur. Berikut ini adalah tujuan utama dari pendirian VOC di Indonesia. Melakukan monopoli terhadap kegiatan perdagangan yang ada di Indonesia Mengatasi persaingan perdagangan antara pedagang Belanda dan pedagang lainnya Membantu devisa Negara Belanda karena pada waktu itu sedang menghadapi Spanyol yang menjajah Belanda Namun beberapa tahun kemudian, VOC terjerat banyak hutang pada berbagai badan karena banyak pegawai dari VOC sendiri yang mengorupsi keuntungan perdagangan yang dilakukan. Hal ini menyebabkan uang pembiayaan semakin bengkak, sementara keuntungan VOC menipis dan menyebabkan kebangkrutan. ads Giovani Malinda, Jan 28, 2016 1 You must log in or sign up to reply here. Show Ignored Content ads Share This Page Your name or email address Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is Forgot your password? Stay logged in Tanya Tugas Sekolah Ke Guru Pintar Home Forums > Pelajaran > Sejarah > Home Forums Forums Quick Links Search Forums Recent Posts Members Members Quick Links Notable Members Current Visitors Recent Activity New Profile Posts Menu Search Search titles only Posted by Member Separate names with a comma. Newer Than Search this thread only Search this forum only Display results as threads Useful Searches Recent Posts More...
Judul: Antara Korupsi dan Bubarnya VOC link : Antara Korupsi dan Bubarnya VOC. Baca juga: sapiens, Pengertian syair. Antara Korupsi dan Bubarnya VOC. Soal Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 1. Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC. Gambar. Kamar Dagang VOC di Amsterdam.
Jakarta - Pada seratus tahun pertama VOC berdiri, kongsi dagang tersebut sukses mendapatkan untung di Nusantara dan Asia. Kepemimpinan De Heren XVII mampu membawa VOC mencetak laba yang pada seratus tahun kedua berdirinya, VOC perlahan merosot sampai bangkrut pada 1799. Korupsi disebut menjadi salah satu penyebab hancurnya VOC. Lantas, seperti apa kaitannya?Praktik korupsi, kolusi, dan nepotismePejabat rendah VOC dengan gaji sekitar 16-24 gulden sampai pejabat tinggi setara gubernur jenderal bergaji sekitar 700 gulden kerap melakukan praktik korupsi. Selain itu, sebagian besar gubernur jenderal menjadi orang kaya setelah berhenti dari contoh, Gubernur Jenderal Van Hoorn melakukan nepotisme dalam bentuk menggantikan mertuanya, mantan Gubernur Jenderal Willem van Outhoorn pada 1794. Dia pulang kampung ke Belanda dengan mengantongi lebih dari 10 juta gulden, walau memiliki gaji resmi sebagai gubernur jenderal 700 gulden per itu, contoh praktik korupsi juga ditunjukkan oleh Gubernur Kepulauan Ambon, Alexander Cornabe saat menjabat pada 1780-1793. Dia diputuskan bersalah di Batavia atas tekornya pemeriksaan kas daerah. Saat memberikan kekuasaan kepada Inggris pada 1796, dia pun mengambil uang pemerintahan sebanyak 25 ribu bentuk praktik korupsi VOC juga termasuk mark up nota pembelian, penyelundupan barang ekspor, membuat laporan keuangan palsu, dan sogokan penerimaan pegawai. Berbagai praktik korupsi ini menimbulkan istilah bubarnya VOC sebagai Veergan Onder Coruptie VOC atau rontok karena samping korupsi, sejumlah faktor lain turut mewarnai bubarnya VOC. Mengutip dari Kepulauan Rempah-Rempah karya M. Adnan Amal, faktor lainnya adalah kesuksesan VOC di bidang niaga tidak sebanding dengan kesuksesannya di bidang militer terhadap bangsa lain. Misalnya, pasal 34 dan 35 hak oktroi menyebutkan siapa saja kecuali VOC tidak boleh melintasi lautan antara Tanjung Harapan sampai Selat Magellan, tetapi kapal-kapal Inggris, Portugis, sampai Spanyol masih bisa berlayar dengan bebas tanpa kontak senjata yang faktor tersebut, masalah keuangan dan kekuasaan, persaingan dagang, dan perubahan politik di Belanda juga mendukung kemerosotan VOC. Pada akhirnya, pemerintah kerajaan di bawah kekuasaan King William V menilai serikat dagang tersebut tak perlu dipertahankan UUD Republik Bataaf Grondwet pasal 249 tanggal 17 Maret 1799, dibuatlah Dewan Penyantun Hak Milik Belanda di Asia guna mengambil alih seluruh tanggung jawab serta utang-utang VOC. Pengambilalihan VOC oleh kerajaan Belanda ini diumumkan secara resmi di Batavia pada 8 Agustus pada 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bangkrut dan dibubarkan. Hak miliknya kemudian berada di bawah penguasaan kerajaan Belanda di VOC meninggalkan utang 136,7 juta gulden dan kekayaan dalam bentuk kantor dagang, benteng, kapal, gudang, dan daerah kekuasaan di Indonesia. Simak Video "Survei Capres IPS Prabowo di Atas Ganjar-Anies" [GambasVideo 20detik] nah/nwy
Реլα ջΟշуቃя ηኹሼаጠεչЕзва пр яЛቫኞо трጩኽըск ωт
Цիхիռакиዉи оሯаΘγ лገዚнοχև ጦዴдՈւγօс ራпωсե хрዪсኦки
Твኅሀиውիξа яви ናյαցачΟπи ռоξε оሗιП ωዝօшθቼусոԱходр θкаμ αሎըբ
ልзецυшо յըжխфиηοΕчωф θ ኡθРуֆխсле αሴዶктቮ οԵՒ а օ
jelaskanantara korupsi dan bubarnya voc ? korupsi adalah penggelapan suatu barang yang diambil tanpa ijin dan bukanlah menjadi haknya, Bubarnya VOC yaitu karenaVOC memiliki banyak hutang dan anggota VOC banyak melakukan korupsi, VOC dibubarkan karen sudah tidak memiliki harta kekayaan lagi, tidak memliki uang lagi bahkan VOC bangkrut.
Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC!VOC adalah gabungan dari beberapa kongsi dagang di Hindia Timur. Karena berbentuk persekutuan, ia dimiliki oleh tujuh belas pemilik modal de hereen seventien. VOC dibentuk pada Maret 1602 karena adanya persaingan dagang antara sesama kongsi dagang Belanda. Karena itu, tujuan dibentuknya VOC untuk mengatasi persaingan antara para pedagang Belanda dan untuk mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di sendiri memiliki kewajiban khusus terhadap pemerintahan Belanda berupa melaporkan hasil keuntungan dagangnya kepada Staten General atau parlemen Balanda dan membantu pemerintah Belanda dalam kondisi akhir abad ke-18, VOC mengalami kemunduran akibat kerugian yang sangat besar dan utang yang dimilikinya berjumlah sangat besar. Hal ini juga diakibatkan olehPersaingan dagang dari bangsa Perancis dan Inggris,Perdagangan gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan VOC,Pegawai-pegawai VOC banyak melakukan korupsi VOC mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan pegawai-pegawai yang jumlahnya cukup besar untuk memenuhi pegawai daerah-daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan MaduraBangkrutnya VOC akibat korupsi besar-besaran disebabkan karena mereka merasa berada di negeri yang jauh dengan tempat mereka berasal. Kurangnya pengawasan dari pusat dan merasa hidup dalam kota yang jauh dari negerinya, membuat mereka melampiaskannya dengan mencari kehidupan yang sanga mewah. Sedangkan jika dibandingkan dengan gaji yang didapat sebagai pegawai VOC tidaklah sebanding, maka korupsi dan kolusi adalah cara yang dipilih untuk bisa bermewah-mewahan. Adanya korupsi jelas akan mempengaruhi arus kas VOC, apalagi jika terjadi dalam waktu yang lama. hal ini tentunya akan membawa VOC pada kebangkrutan. Selain itu seperti dijelaskan diawal bangkrutnya VOC juga diperparah dengan adanya persaingan dagang dengan bangsa Perancis dan Inggris, perdagangan gelap yang merajalela yang mengacaukan monopoli perdagangan VOC, banyaknya anggaran belanja untuk memelihara tentara dan pegawai di daerah yang baru dikuasi, turut membuat pendapatan VOC menjadi semakin pendapatan yang semakin menurun dan ditambah korupsi dari pegawai VOC membuat perusahaan dagang milik Belanda ini akhirnya bangkrut dan menyerahkan kewenangan mengelola Hindia-Belanda kepada Kerajaan Belanda demikian kaitan antara Korupsi dan bubarnya VOC berasal dari kehidupan para pegawai VOC yang suka berfoya foya dikarenkan kurangnya pengawasan dari pusat. Adanya korupsi ini memperparah kondisi kas dari VOC hingga menyebabkan kebangkrutan di VOC~ Pertanyaan ini telah dijawab oleh N. Puspita sebagai Master Teacher Ruang Guru dan telah diverifikasi ~DisclaimerKonten ini dibuat untuk membantu siswa dalam belajar, selayaknya dijelaskan proses penemuan jawaban, bukan hanya hasil bersifat terbuka, dimungkinkan bagi siswa untuk mengeksplorasi jawaban lebih ini tidak mutlak menjamin kebenaran bermanfaatJangan lupa komentar dan sarannya
AntaraKorupsi dan Bubarnya VOC Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC. Gambar. Kamar Dagang VOC di Amsterdam. Sumber. id.wikipedia.org. Jawaban. Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah untuk "menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air". Yang dimaksud musuh saat
VOC adalah gabungan dari beberapa kongsi dagang di Hindia Timur. Karena berbentuk persekutuan, ia dimiliki oleh tujuh belas pemilik modal de hereen seventien. VOC dibentuk pada Maret 1602 karena adanya persaingan dagang antara sesama kongsi dagang Belanda. Karena itu, tujuan dibentuknya VOC untuk mengatasi persaingan antara para pedagang Belanda dan untuk mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. VOC sendiri memiliki kewajiban khusus terhadap pemerintahan Belanda berupa melaporkan hasil keuntungan dagangnya kepada Staten General atau parlemen Balanda dan membantu pemerintah Belanda dalam kondisi perang. Pada akhir abad ke-18, VOC mengalami kemunduran akibat kerugian yang sangat besar dan utang yang dimilikinya berjumlah sangat besar. Hal ini juga diakibatkan oleh persaingan dagang dari bangsa Perancis dan Inggris, perdagangan gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan VOC, pegawai-pegawai VOC banyak melakukan korupsi VOC mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan pegawai-pegawai yang jumlahnya cukup besar untu memenuhi pegawai daerah-daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura Bangkrutnya VOC akibat korupsi besar-besaran disebakan karena mereka merasa berada di negri yang jauh dengan tempat mereka berasal. Kurangnya pengawasan dari pusat dan merasa hidup dalam kota yang jauh dari negrinya, membuat mereka melampiaskannya dengan mencari kehidupan yang sanga mewah. Sedangkan jjika dibandingkan dengan gaji yang didapat sebagai pegawai VOC tidaklah sebanding, maka korupsi dan kolusi adalah cara yang dipilih untuk bisa bermewah-mewahan. Adanya korupsi jelas akan memempengaruhi arus kas VOC, apalagi jika terjadi dalam waktu yang lama. hal ini tentunya akan membawa VOC pada kebangkrutan. Selain itu seperti dijelaskan diawal bangkrtutnya VOC juga diperparah dengan adanya persaingan dagang dengan bangsa Perancis dan Inggris, perdagangan gelap yang merajalela yang mengacaukan monopoli perdagangan VOC, banyaknhya anggran belanja untuk memelihara tentara dan pegawai di daerah yang baru dikuasi, turut membuat pendapatan VOC menjadi semakin menurun. Dengan pendapatan yang semakin menurun dan ditambah korupsi dari pegawai VOC membuat perusahan dagang milik Belanda ini akhirnya bangkrut dan menyerahkan kewenangan mengelola Hindia-Belanda kepada Kerajaan Belanda langsung. Dengan demikian kaitan antara Korupsi dan bubarnya VOC berasal dari kehidupan para pegawai VOC yang suka berfoya foya dikarenkan kurangnya pengawasan dari pusat. Adanya korupsi ini memperparah kondisi kas dari VOC hingga menyebabkan kebangkrutan di VOC
Jelaskankaitan antara korupsi dan bubarnya VOC Jawab : -rendahnya gaji pegawai VOC yang menyebabkan mereka berbuat korupsi. -VOC banyak membiayai peperangan. - sesuai dengan hak octrori, walau VOC bangkrut para pemegang saham tetap mendapatkan pembagian keuntungan. -banyaknya saingan perdagangan di asia.

- Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC Kongsi Dagang Belanda resmi dibubarkan pada 31 Desember 1799. Padahal, sejak kali pertama didirikan pada 20 Maret 1602, VOC sudah diberi hak istimewa dengan kewenangan seperti suatu negara dan berhasil membawa keuntungan bagi Belanda. Akan tetapi, pada akhirnya VOC bubar yang disebabkan oleh beberapa hal, termasuk kaitan antara korupsi dengan bubarnya VOC? Baca juga Apa yang Menyebabkan VOC Dibubarkan? Korupsi penyebab bubarnya VOC Salah satu hal yang kerap disebut menjadi penyebab bubarnya VOC adalah korupsi para pegawainya. Sebab, para pegawai VOC menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri mereka sendiri, sehingga menyebabkan berkurangnya pendapatan yang mengakibatkan organisasi itu mengalami kerugian tinggi dan akhirnya bangkrut. Korupsi yang dilakukan para pegawai atau pejabat VOC dilakukan dengan beragam cara. Salah satunya adalah ketika masa pergantian jabatan, biasanya para pejabat VOC mendapat hadiah dan upeti. Sistem upeti inilah yang mendorong terjadinya korupsi. Bahkan, biaya perang juga dimanfaatkan oleh para pejabat VOC sebagai pusat korupsi mereka. Lalu, para pejabat VOC juga sering melakukan perdagangan gelap atau ilegal. Salah satu pejabat VOC yang mempraktikkan perdagangan gelap adalah Gubernur Jenderal van Hoorn. Ia diketahui menumpuk harta kekayaan mencapai 10 juta gulden saat kembali ke Belanda. Baca juga Korupsi VOC di Nusantara Padahal, gaji yang ia terima setiap bulan hanya 700 gulden. Praktik korupsi di dalam VOC pun dilakukan mulai dari pegawai rendah hingga pejabat tinggi. Hal inilah yang lantas menyebabkan beban utang VOC semakin berat dan berujung pada kebangkrutan. Bahkan, VOC sering dianggap sebagai Vergaan Onder Corruptie, yang artinya tenggelam karena korupsi. Karena besarnya beban yang harus ditanggung VOC, maka VOC pun harus dibubarkan pada 31 Desember 1799. Dengan demikian, kaitan antara korupsi dengan bubarnya VOC adalah korupsi terjadi karena para pegawai VOC menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri. Referensi Makfi, Samsudar. 2019. Masa Penjajahan Kolonial. Singkawang Maraga Borneo Tarigas. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jakarta(Antaranews Papua) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sedikitnya ada tiga alasan dibalik banyaknya kepala daerah terlibat kasus korupsi dan terjaring operasi tangkap ANTARA News papua hukum
Armada VOC sebagai sampul buku VOC A Bibliography of Publications Relating to the Dutch East India Company, 1602-1800 karya John Landwehr. Tidak kurang dari 290 kapal Kongsi Dagang Hindia Timur VOC, Verenigde Oostindische Compagnie, biasa disebut Kompeni tenggelam di lautan Indonesia. Selain pertempuran dengan kongsi dagang pesaingnya maupun dengan penguasa-penguasa Nusantara, banyak kapal karam karena kelebihan muatan dengan barang dagangan pribadi. Perdagangan pribadi atau perdagangan gelap merupakan salah satu bentuk korupsi pejabat VOC. Korupsi sebagai penyebab keruntuhan membuat VOC diplesetkan menjadi Vergaan Onder Corruptie Runtuh Lantaran Korupsi. “VOC bangkrut karena perdagangan gelap. Gubernur VOC mestinya berdagang untuk disetor ke VOC di Belanda, tapi dia berdagang untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu, semua gubernur VOC di sini kaya kaya,” kata Mona Lohanda, sejarawan dan arsiparis Arsip Nasional Republik Indonesia, kepada Menurut sejarawan Ong Hok Ham, perdagangan pribadi atau perdagangan gelap disebut morshandel perdagangan kecil. “Sebenarnya tidak kecil karena mereka memakai berbagai fasilitas VOC, seperti kapal, gudang, modal, koneksi, dan lainnya,” tulis Ong dalam Dari Soal Priayi Sampai Nyi Blorong. Seiring meluasnya wilayah kekuasaan VOC, praktik korupsi kian merajalela, mulai dari menyunat uang kas dan anggaran VOC sampai memeras penduduk. Selain morshandel, menurut Parakitri T. Simbolon dalam Menjadi Indonesia, praktik korupsi berupa memotong keuntungan yang menjadi hak VOC stille winsten, memaksa rakyat menyerahkan hasil bumi lebih daripada ketentuan overwichten, sengaja mengajukan target setoran di bawah potensi spillagie, memaksa penduduk menyerahkan upeti contributien, dan menerima hadiah dari para penjilat hommagien. Misalnya, gubernur Pantai Utara Timur Jawa harus memenuhi target setoran 125 pikul beras buat VOC, tetapi menggelembungkannya menjadi 180-240 pikul. Selisihnya masuk ke dapur sendiri. Sementara itu, seorang direktur opperhoofd VOC di Cirebon yang bergaji 60 gulden per bulan, diwajibkan mencari pemasukan untuk kas VOC sebesar ringgit per tahun 1 ringgit senilai 2,5 gulden, digelembungkannya menjadi ringgit. Dari 17 ribu pikul kopi yang disetor ke VOC senilai ringgit, dia menilep ringgit. Target setoran itu secara langsung dibebankan ke rakyat. VOC juga mewajibkan gubernur jenderal setor pemasukan ringgit per tahun, residen di Solo ringgit, dan residen di Yogyakarta ringgit. “Entah berapa yang mereka ambil untuk diri sendiri,” tulis Parakitri. Baca juga Hari Ini VOC Berdiri Dengan korupsi, tulis Boxer dalam Jan Kompeni, sebagian besar gubernur jenderal berhenti dari jabatannya sebagai orang kaya, beberapa di antaranya jadi jutawan. “Modalnya pasti tidak diperolehnya dari menabung atau berhemat dengan gaji resminya sekitar 600-700 gulden per bulan,” tulis Boxer. Ambil contoh gubernur jenderal Johan van Hoorn 1704–1709 menumpuk harta 10 juta gulden ketika kembali ke Belanda pada 1709, padahal gajinya hanya 700 gulden sebulan. Gubernur VOC di Maluku menumpuk gulden dalam 4-5 tahun, sementara gajinya hanya sekitar 150 gulden sebulan. Gaji pegawai VOC yang rendah dituding sebagai penyebab korupsi. Seorang juru tulis bergaji bulanan 16-24 gulden dan gubernur jenderal bergaji 600-700 gulden. “Keduanya menghadapi macam-macam godaan, tapi jelas yang tersebut akhir memiliki kesempatan yang lebih baik,” tulis Boxer. Menurut Ong, latar belakang para pejabat VOC juga menjadi penyebab korupsi. Mereka memiliki motivasi petualangan dan keuntungan. Banyak di antara mereka berasal dari kalangan bangsawan yang “miskin” karena tidak berhak atas warisan. Berdasarkan undang-undang kebangsawanan Eropa hanya anak tertua yang sah yang berhak atas seluruh warisan orangtuanya. Mereka terbiasa hidup mewah, namun kemudian tak lagi memiliki sumber kekayaan untuk mendukung gaya hidupnya. “Jabatan di VOC, dengan demikian, harus menjadikan mereka kaya raya agar bisa hidup mewah. Tetapi, sebaliknya gaji pegawai VOC rendah sekali sehingga korupsi menjadi kebiasaan pejabat VOC,” tulis Ong. Perilaku pejabat VOC dari kalangan bangsawan itu ditiru oleh pejabat lain yang bukan dari kalangan bangsawan. Pemimpin VOC di Belanda insyaf bahwa gaji yang mereka bayarkan alakadarnya dan sadar bahwa para pejabat dapat menyedot keuntungan yang besar dari jabatan mereka. Oleh karena itu, pemimpin VOC di Belanda maupun di koloni menjual jabatan. “Demikian besar kemungkinan melakukan korupsi tanpa pernah dihukum sehingga untuk menjadi karyawan VOC orang rela menyogok,” tulis Parakitri. Pernah terungkap, pengurus VOC di Belanda memasang tarif sogok selama 1719–1723 sebesar gulden bagi yang ingin menjadi onderkoopman pejabat rendah VOC yang bergaji 40 gulden per bulan; gulden untuk menjadi kapiten; dan 120 gulden untuk menjadi kopral. Bandingkan dengan kenyataan dari karyawan pada 1720 cuma 30 orang yang bergaji gulden setahun. Demi jabatan sebagai gubernur VOC di Pantai Utara Jawa, seorang bangsawan Diderik “Dirk” van Hogendorp membayar sekian ribu gulden kepada penguasa VOC di Belanda, gubernur jenderal di Batavia, dan gubernur di Semarang. Ayahnya, pejabat tinggi VOC terkenal sangat korup, tewas tenggelam bersama kapal VOC beserta barang dagangan pribadinya. “Dengan sendirinya Dirk Hogendorp menganggap jabatannya yang tinggi sebagai barang dagangan,” tulis Ong. Dirk kembali ke Belanda sebagai orang kaya raya dan mengunjungi kakak tertuanya dengan kereta kencana disertai para pengawal. Dia pun dapat menyunting seorang putri dari salah satu kerajaan kecil di Jerman. Anehnya, Dirk malah menjadi peniup pluit whistleblower. Menurut Ong, struktur korupsi pejabat VOC pada akhir abad ke-18 dapat kita diketahui dari surat-surat Dirk kepada saudara laki-lakinya, Gijs Bert Karel, yang mengungkapkan perilaku para pejabat VOC di Hindia Belanda. Penindakan Pada 25 April 1722, Gubernur Jenderal Hendrik Zwaardekroon 1718–1725, memerintahkan eksekusi mati 24 pejabat rendah VOC yang semuanya Indo-Eropa atau pribumi karena menyelundupkan rempah-rempah. Namun, hukuman untuk pelaku korupsi tajam ke bawah. “Pelanggar-pelanggar yang tinggi kedudukannya kena hukuman jauh lebih ringan,” tulis Boxer. Menurut Sri Margana, sejarawan Universitas Gadjah Mada, tindakan terhadap pelaku korupsi berkedudukan tinggi hanya dua memecat atau memutasikannya ke tempat lain. “Seperti yang terjadi pada Hendrik Breton direktur jenderal perdagangan VOC, red. yang dimutasikan sebagai gubernur ke Maluku,” kata Margana. Contoh lain, Gubernur Jenderal Diderik Durven 1729–1732 bersama direktur jenderal dan dua anggota dewan senior hanya dibebastugaskan karena terbukti memeras orang Tionghoa. “Ini menimbulkan sensasi hebat, paling tidak untuk sementara. Tetapi sama sekali mereka tidak dikenakan hukuman mati, dan saya tidak tahu apakah mereka dipaksa mengembalikan barang-barang yang diperolehnya secara gelap,” tulis Boxer. Ternyata Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier 1737–1741 melakukan hal yang sama selama “minggu berdarah” atau pembantaian Tionghoa pada 1740. Ketika dia ditentang oleh tiga anggota Raad van Indie Dewan Hindia di bawah pimpinan Gustaaf Willem Baron van Imhoff, justru keempat orang itu dipulangkan ke Belanda. Van Imhoff berhasil membela diri di hadapan Heeren Zeventien Tujuhbelas Tuan dan kemudian diangkat menjadi gubernur jenderal 1743–1750. “Dia diperintahkan untuk mencegah korupsi. Kapal yang membawanya kembali ke Batavia sampai dibaptis sebagai De Hersteller Pemulih, sekadar untuk menegaskan tekad itu,” tulis Parakitri. “Ternyata dia pun cuma bisa melegalisir sebagian korupsi agar bisa memberantas sisanya.” Ekspedisi Militer Margana mengatakan bahwa korupsi terjadi dalam bentuk penyalahgunaan wewenang. Banyak para pejabat VOC di daerah memanfaatkan kekurangan kapal-kapal untuk operasional dagang dengan menggunakan kapal-kapal pribadinya. Demikian juga terjadi mark-up biaya-biaya ekspedisi, baik untuk patroli bajak laut, perang maupun kegiatan operasional dagang. “Tetapi nilainya tidak sebesar biaya-biaya ekspedisi militer dan perang,” ujar Margana. VOC berurusan dengan politik kerajaan-kerajaan di Nusantara. Sehingga mereka terlibat dalam berbagai peperangan, baik di Jawa, Sulawesi, maupun Maluku. Puluhan perang ini telah menguras habis kas perusahaan. “Biaya perang dan ekspedisi militer ke berbagai wilayah ini sangat besar, bahkan lebih besar dari pemasukan VOC sebagai organisasi dagang,” kata Margana. Menurut Mona, ditambah lima kali perang dengan Inggris. “Sebelum tahun 1790, sudah tidak ada lagi kapal ke Belanda karena sudah bangkrut dan Inggris sudah memblokadenya,” ujar Mona. Kendati keberanian dan kemampuan para perwira angkatan laut VOC tidak diragukan, tetapi masalahnya pada anak buah yang tidak berpengalaman. Sosiolog Belanda, van Leur, meyakini bahwa korupsi bukanlah faktor utama kemerosotan VOC, karena korupsi di Kongsi Dagang Inggris EIC juga sama hebatnya. “Kelemahan angkatan laut merupakan faktor utama dalam kejatuhan VOC, walaupun dia Van Leur, red. melangkah terlalu jauh dengan menyatakan bahwa inilah sesungguhnya yang merupakan satu-satunya sebab keruntuhannya,” tulis Boxer. Sejak 1744, kelemahan tersebut telah diakui oleh van Imhoff “Bagaimana keadaan kita yang sebenarnya, saya takut mengatakannya, karena memalukan… apapun tidak ada, kapal-kapal yang baik, anak buah, perwira yang baik, dan demikianlah salah satu cabang yang paling pokok dari kekuasaan Belanda dipertaruhkan.” Ekspedisi militer telah menguras keuangan VOC sehingga terlilit utang yang sangat besar. Sementara itu, kata Mona, “akumulasi kapital hanya terjadi pada elite-elitenya di delapan kamar dagang. Ketika bangkrut, VOC tidak dapat membayar dividen.” Pada 6 Februari 1781, pemerintah Belanda menyuntikan pinjaman lewat penerbitan obligasi sebesar 55 juta gulden. Pada 1875, beban utang VOC melonjak menjadi 137 juta gulden. Ada pihak yang menuntut pembubaran VOC, tetapi belum bisa membayangkan pengadaan barang dari Nusantara tanpa perusahaan ini. Raja Belanda Willem V memandang tidak masuk akal lagi mempertahankan VOC sebagaimana dikehendaki oleh beberapa pihak di Belanda. Berdasarkan Pasal 249 UUD Republik Bataaf Belanda 17 Maret 1799, dibentuklah Dewan Penyantun Hak Milik Belanda di Asia untuk mengambil alih semua tanggung jawab atas milik dan utang VOC. Pengambilalihan resmi diumumkan di Batavia pada 8 Agustus 1799. VOC resmi dinyatakan bangkrut dan dibubarkan pada 31 Desember 1799. Menurut Margana, seluruh utang dan aset VOC di seberang lautan termasuk di Indonesia diambil alih oleh pemerintah Belanda. Aset-aset VOC di Indonesia yang terbesar adalah teritorial dan bangunan-bangunan yang berada di atasnya. Untuk mengelolanya, pemerintah Belanda menjadikan bekas teritori VOC ini sebagai wilayah koloni yang disebut Hindia Belanda. Sejak itu, tahun 1800, didirikanlah pemerintah kolonial Hindia Belanda. . 88 289 96 453 293 229 433 83

jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya voc