IKHLASDAN MEMPERBAHARUI NIAT. TUJUAN ISNTRUKSIONAL. Setelah mengikuti siaran ini pemirsa diharapkan mampu : 1. Menunjukkan pengertian pemabaharuan niat. 2. Menyebutkan tiga dalil Al Qur’an maupun hadits tentang perintah untuk memperbaharui niat. 3. Termotivasi untuk senantiasa memperbaharui niatnya.
Bismillah, Alhamdulillah, wash-sholaatu was-salaamu ala Rasulillah, wa ba’du. Diantara salah satu tema ceramah yang populer adalah ceramah tentang niat karena Allah. Pada artikel kali ini penulis akan menyajikan salah satu contoh ceramah singkat tentang niat karena Allah yang sangat cocok dibawakan pada acara-acara formal, semi-formal, maupun non-formal. Berikut ini adalah naskah contoh ceramah tentang niat karena Allah mulai dari salam, muqoddimah, shalawat, pembukaan, isi ceramah tentang niat kerena Allah, kesimpulan, hingga penutup اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَبَعْدُ Alhamdulillahirabbil aalamiin, wash-sholaatu was-salaamu ala asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliin, sayyidinaa wa nabiyyinaa Muhammadin wa alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin. Wa ba’du. Para hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah subhanahu wata'ala yang mana Allah telah memberikan kepada kita kenikmatan berupa sehat dan sempat sehingga kita bisa berkumpul di majelis yang semoga dimuliakan oleh Allah ini. Yang kedua, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada uswah kita Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah, pada kesempatan kali ini, perkenankanlah saya selaku penceramah untuk membawakan ceramah tentang niat karena Allah. Sebelum kita memasuki ceramah tentang niat karena Allah, ada baiknya penceramah wasiatkan kepada diri penceramah sendiri dan kepada hadirin yang hadir pada pertemuan kali ini untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala. Di dalam Al-Quran Allah 'azza wajalla berfirman يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. [QS. Ali Imran ayat 102] Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah, sebenarnya apakah definisi dari niat itu sendiri? Niat itu secara bahasa berarti menyengaja atau bermaksud. Jadi apabila ada seseorang mengerjakan suatu perbuatan dengan maksud tertentu, maka maksud yang terbetik di dalam hati itulah yang disebut dengan niat. Niat itu terletak di dalam hati. Maka meskipun kita sudah melafalkan ucapan niat tetapi apa yang kita ucapkan bersebrangan dengan maksud yang terbetik di dalam hati maka yang menjadi tolak ukurnya adalah maksud atau niat yang ada di dalam hati, bukan niat yang diucapkan. Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah, mengapa niat itu begitu penting dalam mengerjakan suatu perbuatan? Di dalam hadits, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan. [HR. Bukhari Muslim] Pada hadits yang barusan penceramah sebutkan, ternyata niat itu memiliki hubungan yang erat dengan perbuatan. Maksudnya adalah setiap niat itu memiliki fungsi atau pengaruh terhadap perbuatan yang kita kerjakan. Sebagai contoh, kita melakukan shalat dengan niat agar dilihat oleh orang lain. Maka shalat yang barusan kita kerjakan, meskipun shalat itu adalah hal yang baik, namun Allah subhanahu wata'ala tidak menerima shalat kita. Mengapa demikian? Karena shalat yang kita kerjakan tidak niat karena Allah, dan Allah tidak akan menerima amal atau perbuatan yang dilakukan dengan niat bukan karena Allah. Selain itu, apa yang kita peroleh dari perbuatan atau amalan yang kita lakukan juga tergantung dari niatnya. Misalkan ketika kita melakukan rutinitas sederhana seperti makan dan minum, namun apabila kita niatkan karena Allah maka kita akan memperoleh pahala dari rutinitas yang kita kerjakan. Sebaliknya apabila kita makan dan minum hanya untuk mendapatkan kenyang dan menghilangkan dahaga maka hanya akan mendapatkan rasa kenyang dan hilang dahaga. Maka dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya aktivitas apapun yang kita lakukan baik itu aktivitas ibadah ataupun aktivitas rutin yang bukan ibadah akan berbuah pahala apabila kita niatkan karena Allah. Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah, sebagaimana yang telah penceramah sampaikan pada awal ceramah, bahwa penceramah akan membawakan ceramah tentang niat karena Allah. Setelah kita mengetahui tentang eratnya kaitan antara niat dan perbuatan dan pentingnya berniat dalam melakukan suatu perbuatan, maka pada kali ini akan kita bahas apa yang dimaksud niat karena Allah? Istilah lain dari niat karena Allah adalah ikhlas. Definisi dari ikhlas itu sendiri adalah memurnikan tujuan, maksud, dan niat kita dalam beribadah hanya untuk Allah. Artinya murni disini adalah niat dan tujuan kita tidak tercampur dengan tujuan kepada selain Allah. Sebagai contoh, kita membaca Al-Quran dengan tujuan mendapatkan ridho dari Allah dan juga ridho manusia. Maka hal tersebut belum dikatakan ikhlas niat karena Allah. Mengapa? Karena meskipun dia mengharapkan ridho dari Allah tetapi masih tercampur dengan harapan ridho dari manusia. Lalu seperti apakah yang dimaksud dengan ikhlas niat karena Allah? Tentu yang dimaksud dengan ikhlas niat karena Allah adalah kita mengerjakan ibadah semata-mata hanya mengharapkan ridho dari Allah tanpa mengharpkan apapun dari makhluk. Jadi, apabila kita melakukan ibadah semisal shalat ataupun yang lainnya maka niat dan tujuan kita adalah ridho dari Allah semata. Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah, pada ceramah tentang niat karena Allah ini, penceramah ingin menyampaikan bahwa niat karena Allah bukanlah perkara yang dikerjakan tanpa alasan. Di dalam Al-Quran, Allah subhanahu wata’ala tidaklah memerintahkan kita kecuali untuk ikhlas niat karena Allah di dalam menjalankan ibadah. Allah ta’ala berfirman وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif istikamah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus benar. [QS. Al-Bayyinah ayat 5] Dari ayat ini dapat kita petik suatu pelajaran bahwa wajib hukumnya bagi kita untuk meniatkan segala ibadah kita hanya karena Allah semata. Ada alasan logis mengapa Allah subhanahu wata'ala memerintahkan kepada kita untuk senantiasa niat karena Allah. Pertama, yang menciptakan kita semua adalah Allah subhanahu wata'ala. Maka sungguh tidak layak apabila ibadah yang kita lakukan kita tujukan kepada selain Allah. Bagaimana mungkin makhluk yang hanyalah ciptaan dijadikan tujuan di dalam ibadah? Sementara dia juga hanyalah ciptaan Allah. Maka yang layak menjadi tujuan kita di dalam beribadah hanyalah Allah semata. Yang kedua, yang memberikan nikmat kepada kita semua adalah Allah subhanahu wata'ala. Logikanya orang yang diberikan nikmat seharusnya bersyukur kepada yang memberikan nikmat, dan ibadah itu adalah dalam rangka bersyukur kepada Allah sang Maha pemberi nikmat. Oleh karena itu jika ibadah yang kita lakukan bukan niat karena Allah artinya kita telah salah tujuan dalam mensyukuri nikmat yang telah diberikan. Yang ketiga, karena hanya Allah lah yang menciptakan segalanya, dan hanya Allah lah yang merajai di hari kiamat, maka hanya Allah pula yang mampu membalas ibadah kita di akhirat. Maka sungguh rugi bila ibadah yang kita lakukan tidak dilakukan dengan niat karena Allah. Karena jika ibadah yang kita lakukan itu tujuannya adalah balasan dari makhluk maka mereka juga tidak bisa memberikan balasan apapun di akhirat kelak. Tentunya masih banyak lagi alasan mengapa kita harus niat karena Allah dalam melaksanakan ibadah. Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah, selain ceramah tentang niat karena Allah yang barusan penceramah sampaikan, maka sebagai penutup penceramah sedikit sisipkan kebalikan dari niat karena Allah, yaitu niat karena selain Allah. Apabila niat karena Allah disebut dengan ikhlas, maka niat karena selain Allah itu disebut dengan riya’ dan sum’ah. Riya’ adalah ketika kita melakukan suatu perbuatan ibadah namun dalam rangka agar dilihat oleh orang lain. Sedangkan sum’ah adalah ketika kita melakukan ibadah namun tujuannya adalah agar didengar oleh orang lain. Allah sangat benci dengan orang yang riya’ atau sum’ah dalam ibadah. Sampai-sampai disebutkan di dalam Al-Quran bahwa orang-orang yang celaka adalah orang yang riya’ dalam ibadahnya. Allah ta’ala berfirman فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ ٤ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ ٥ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ ٦ وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ Celakalah orang-orang yang melaksanakan salat yaitu yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat riya, dan enggan memberi bantuan. [QS. Al-Ma’un ayat 4-7] Demikianlah hadirin, ceramah tentang niat karena Allah yang bisa penceramah sampaikan, semoga ceramah singkat tentang niat ini dapat membuat kita ingat kembali betapa pentingnya menghadirkan niat karena Allah di dalam setiap amal perbuatan kita. Kurang lebihnya penceramah mohon maaf, atas perhatiannya penceramah ucapkan terimakasih. Akhirul kalam . . . وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sepertibiasa sebelum bekerja dan mengawal PJJ, kami awali kegiatan dengan ibadah salat dhuha dan tadarus Al Qur’an. Kemudian dilanjutkan dengan kultum. Kultum hari ini disampaikan oleh Bapak Agung Kurniawan, S.Pd. Kultum hari ini berjudul 3 Ceramah singkat tentang ikhlas yang cocok untuk mengisi kultum Ramadan! Ikhlas memang terlihat mudah diucapkan, sayangnya sangat rumit untuk melakukannya. Sebab sikap ini adalah perbuatan hati dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Sehingga, banyak orang mencari ceramah singkat tentang ikhlas. Isi pembahasan ceramah topik ini biasanya ringan. Sangat mudah kamu temui ketika menghadiri ceramah di sekolah, masjid, maupun sebagai tema lomba. Pendengar dapat menerima dengan baik topik ini. Kumpulan Contoh Ceramah Singkat Tentang Ikhlas1. Ceramah singkat tentang ikhlas menerima cobaan2. Tentang ikhlas dalam beramal3. Tentang ikhlas dalam beribadah4. Ceramah singkat tentang ikhlas melepaskan seseorang Kumpulan Contoh Ceramah Singkat Tentang Ikhlas Umat Islam dianjurkan untuk selalu bersikap ikhlas agar dapat memperoleh berkah dari Allah SWT. Rasulullah SAW juga mencontohkan langsung sikap ini. Bagi kamu yang sedang mencari contoh isi ceramah singkat tentang ikhlas, simak di bawah ini, yuk. Berikut ini topik yang bisa kamu jadikan kultum Ramadan. Selain itu, juga berisi dalil tentang ikhlas. Baca juga Contoh Ceramah Singkat Tentang Sedekah Cocok Buat Isi Kultum! 1. Ceramah singkat tentang ikhlas menerima cobaan Source Pertama ada isi ceramah tentang ikhlas dalam menerima cobaan beserta dalilnya yang bagus untuk kultum. Ini adalah materi yang menarik dan akan memberikan kesan positif bagi pendengarnya. Pembuka dan isi ceramah “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah mengucapkan segala rasa syukur yang mendalam akan nikmat yang telah dilimpahkan Allah SWT kepada kita. Selanjutnya, sholawat serta salam untuk baginda besar Nabi Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa Islam, sehingga kita bisa menikmati indahnya nikmat iman saat ini. Para jemaah sekalian, pada kesempatan kali ini izinkanlah saya untuk berbagi ceramah tentang ikhlas dalam menerima berbagai cobaan. Ikhlas adalah hal yang mudah untuk kita ucapkan. Namun, tidak semua orang mampu menerapkan sikap ini dalam kehidupannya. Salah satu hal yang sulit dilakukan adalah ikhlas dalam menerima cobaan. Di dunia ini akan selalu ada cobaan dalam hidup. Sekuat apa pun kita menghindarinya, pada masanya nanti ujian akan selalu ada. Sabar dan iklhas adalah hal yang perlu kita lakukan supaya ujian yang menimpa kita dapat menjadi pahala. Melakukan ikhlas dan sabar, maka cobaan hidup akan dapat kita maknai sebagai anugrah. Itulah yang dapat mengubah kita menjadi manusia yang lebih baik ke depannya. Selain itu, dengan ikhlas terhadap kehendak Allah, maka akan menjadi sumber kebahagiaan tersendiri bagi kehidupan di dunia dan akhirat kelak. Allah SWT berfirman Dialah yang Maha Hidup, tidak ada tuhan selain Dia. Maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.’ QS Ghafir ayat 65. Jangan lelah untuk memiliki hati yang ikhlas. Allah SWT nantinya akan memberikan hadiah yang jauh lebih indah di balik cobaan yang kita hadapi.” 2. Tentang ikhlas dalam beramal Source Ikhlas dalam beramal mestinya kita lakukan dengan sungguh-sungguh hanya untuk beribadah. Terlebih dulu, kamu perlu menyakinkan diri dengan niat tanpa memiliki rasa riya, melainkan sifat yang nggak mengharapkan tujuan lain, hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bagaimana isi ceramah dengan topik ikhlas dalam beramal? Berikut contoh yang bisa kamu hafalkan untuk topik kultum lengkap dengan dalil. Pembuka dan isi ceramah “Assalamu alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh. Innalhamda lillaah nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syururi anfusinaa wamin sayyiaati a’maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu wamay yudhlill falaa hadiyalahu. Jemaah yang dirahmati Allah SWT, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas yang menjadi syarat diterimanya amal. Umat Islam dituntun oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk senantiasa memperbanyak perbuatan baik. Tentu sikap baik ini juga harus termasuk dalam pandangan Allah SWT, bukan hanya manusia. Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al-Qur’an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam sunah-sunahnya adalah berisi kebaikan. Dalam salah satu ayat Al-Qur’an, Allah SWT dengan jelas memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik. وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ Wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn Artinya Dan belanjakanlah harta bendamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan; dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.’ QS Al Baqarah 195. Dalam surat yang lain, Allah SWT juga memberi kepastian bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan juga. هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَٰنُ Hal jazā`ul-iḥsāni illal-iḥsān Artinya “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula.” QS Ar Rahman 60. Namun, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal yang Allah SWT terima. Bagaimana maksudnya belum cukup dengan kebaikan saja? Islam tidak hanya menuntut untuk berbuat baik, tapi juga harus berbarengan dengan rasa ikhlas. Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah, berarti melakukannya semata-mata mengharap rida Allah SWT, bukan yang lain. Orang-orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak riya karena sudah merasa cukup amal perbuatannya hanya untuk Allah SWT. Ayat lain menyebutkan قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum inda kulli masjidiw wad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta’ụdụn Artinya Katakanlah Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan’. Dan katakanlah Luruskanlah muka dirimu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya.’ QS Al-A’raf 29. Dalam ayat-ayat tersebut, umat Islam mendapat perintah untuk melakukan semua amal perbuatan baik dengan ikhlas. Demikian ceramah singkat tentang ikhlas ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Baca juga Daftar Lagu Ramadhan Terpopuler, Cek Lirik Lengkapnya! 3. Tentang ikhlas dalam beribadah Source Tak hanya dalam beramal saja, ikhlas adalah kesucian hati dalam beribadah untuk menuju kepada Allah SWT. Menerapkan perbuatan baik ini dalam beribadah akan membuat hati kamu lebih tenang, dan masih banyak mafaat lainnya. Nah, supaya lebih paham tentang topik satu ini, simak isi ceramah di bawah, ya. Pembukaan dan isi ceramah “Assalamu alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh. Hadirin yang senantiasa dalam lindungan Allah SWT, marilah kita bersyukur atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang tak pernah putus hingga saat ini. Mari pula bersyukur karena dapat mengenal sosok Nabi Muhammad SAW, pembawa kebenaran yang namanya kita kenang dan kita kenal sebagai sosok luar biasa. Semoga kelak, kita bisa dikumpulkan bersamanya. Aamiin ya Robbal Aalamiin. Dalam menjalani kehidupan, kita seringkali mendengar dan mengatakan Aku ikhlas kok, udah, ikhlasin aja’ atau kalimat yang mirip dengan itu. Pertanyaannya adalah benarkah kita sudah ikhlas? Tidak dapat kita pungkiri, bahwa ikhlas adalah salah satu amal hati yang sangat sulit, tingkatannya pun sudah tinggi. Dan biasanya, para ulama sering menganalogikan ikhlas layaknya surah Al-Ikhlas dalam Al-Qur’an. Ia disebut surat Al-Ikhlas, padahal di dalamnya tak satu pun ada kata ikhlas. Umat Islam diperintahkan untuk selalu ikhlas atas ketetapan-Nya, termasuk atas ibadah salat yang telah diperintahkan-Nya. Sebagaimana yang terdapat di dalam salah satu ayat Al-Qur’an وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ Wa mā umirū illā liya’budullāha mukhliṣīna lahud-dīna ḥunafāa wa yuqīmuṣ-ṣalāta wa yutuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah Artinya “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus benar.” QS Al Bayyinah 5. Dalam ayat tersebut mengandung beberapa hal penting. Pertama, kita hanya boleh beribadah kepada Allah SWT saja, tanpa menyekutukannya. Kemudian, setiap ibadah yang dilaksanakan ikhlas, maksudnya harus bersih dari segala hal yang akan membuatnya rusak seperti ria, sum’ah, dan lainnya. Sementara yang ketiga ialah membuktikan keikhlasan dengan melaksanakan salat serta zakat sesuai pada waktunya. Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba yang ikhlas dalam beribadah dan ikhlas dalam menerima ketentuan-Nya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Baca juga Tentang Zakat Fitrah yang Wajib Dikeluarkan Setelah Berpuasa di Bulan Ramadan 4. Ceramah singkat tentang ikhlas melepaskan seseorang Terakhir ada topik mengenai ikhlas dalam melepaskan seseorang. Artinya, kamu perlu mendoakan dan berharap yang terbaik untuk sesorang itu, di mana pun ia berada dan apa pun yang sedang ia lakukan. Jika ingin memahami sikap ini, simak isi kultum singkat pada video di atas, ya. Semakin kamu berusaha untuk mengikhlaskan, semakin tenang perasaan kamu. ARTIKEL MENARIK LAINNYA Pilihan Kost di Denpasar Timur dan Selatan Lokasi Strategis Nyaman dan Dekat dengan Pantai! Sambut Silaturahmi Lebaran, Intip Inspirasi Dekorasi Ramadan Simpel dan Cantik Resep Cookies Kekinian, Bisa Buat Persiapan Lebaran hingga Ide Jualan! Itulah beberapa contoh ceramah singkat tentang berbagai topik seputar ikhlas. Semoga menginspirasi kamu, ya! Cari kost coliving dekat dengan kuliner, perkantoran, rumah sakit, maupun tempat strategis lainnya? Coba ngekost di Rukita saja! Tersedia berbagai pilihan jenis kost coliving Rukita yang berada di lokasi strategis dengan akses mudah dekat berbagai tempat strategis. Nggak hanya di Jabodetabek dan pulau Jawa saja, ada juga di beberapa kota Indonesia lainnya! Tapi, kalau kamu punya budget pas-pasan dan sedang mencari kost harga ekonomis fasilitas lengkap, bisa kepoin Tersedia kost di beberapa kota di Indonesia dengan harga sewa murah! Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung kunjungi Follow juga akun Instagram Rukita di rukita_Indo, Twitter di rukita_Id, dan TikTok rukita_id untuk berbagai info terkini serta promo menarik! CategoriesTak Berkategori
KultumSingkat Tentang Sabar, Syukur dan Ikhlas Dalam Menghadapi Cobaan. Assalamu’aliakum warahmatullahi wabarakaatuh. Untuk mengawali jumpa kita lewat kegiatan kuliah tujuh menit pidato singkat ini, marilah kita bersama-sama mengungkapkan puja dan puji sukur kehadirat Allah swt., karena dengan limpahan rahmat-Nya kita semua bisa hadir perlu
Kultum Ramadhan Tentang Menghadirkan Niat Serta Keikhlasan – Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia, dan penuh dengan keberkahan. Jika memasuki bulan Ramadhan biasanya kita terbiasa mendengarkan kultum yang disampaikan setelah shalat isya sebelum tarawih. Nah pada kesempatan kali ini Pendidik akan memberikan penjelasan mengenai kultum Ramadhan tentang menghadirkan niat serta keikhlasan. Untuk itu langsung saja yuk kita simak kultum dibawah ini. Muqoddimah السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَافِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ Segala Puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam, Shalawat dan salamnya semoga tetap tercurah ke haribaan Nabi besar Muhammad saw, keluarga dan shahabatnya semua, Aamiin. Jama’ah yang dirahmati Allah SWT, di dalam setiap perbuatan ataupun urusan baik atau buruknya semua itu tergantung pada niatnya. Maka dari itu pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan tentang keikhlasan serta menghadirkan dalam setiap perbuatan, ucapan dan keadaan yang nyata dan yang samar. Perintah Menyembah Allah SWT, Menghadirkan Niat dan Ikhlas Allah SWT berfirman dalam Al-Bayyinah ayat 5 yang berbunyi وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ Artinya “Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya sama menyembah Allah, dengan tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya semata-mata, berdiri lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat dan yang sedemikian itulah agama yang benar. Allah SWT juga berfirman dalam Ali-Imran ayat 29 قُلْ إِن تُخْفُواْ مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ Artinya “Katakanlah – wahai Muhammad, sekalipun engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di dalam hatimu ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah.” عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَابِ بِنْ نُفَيْلٍ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى بْنِ رِيَاحٍ بْنِ قُرْطٍ بْنِ رَزَاحٍ بْنِ عَدِىِّ بْنِ لُؤَىْ اِبْنِ غَالِبٍ الْقُرَشِى الْعَدَوِى‏.‏ رضي الله عنه، قال سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقولُ ” إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ , وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى, فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ, وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا وَ اِمْرَأَةٍ يُنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ ” متفق على صحته‏.‏ رواه إماما المحدثين‏‏ أبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيرى النيسابورى رضي الله عنهما في صحيحهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة Dari Amirul mu’minin Abu Hafs yaituUmar bin Al-khaththab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib al-Qurasyi al-Adawi berkata Saya mendengar Rasulullah bersabda “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya” Muttafaq disepakati atas keshahihannya Hadis ini Hadits diatas sangat erat kaitannya dengan perkara niat. Rasulullah Saw menyabdakan hadits tersebut karena diantara para sahabat Nabi sewaktu untuk mengikuti berhijrah dari mekkah ke madinah, semata-mata hanya terpikat seorang wanita yakni Ummu Qais. Rasulullah Saw mengetahui maksud orang tersebut kemudian Beliau bersabda sebagaimana sabda diatas. Karena orang tersebut memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan maksud yang ada dalam hatinya. Meski itu dibolehkan namun tidak pantas karena saat itu sedang dalam suasana yang sangat genting. Maka ditegurlah secara terang-terangan oleh Rasulullah Saw. Bisa dibayangkan orang yang berhijrah hanya dengan tujuan memburu wanita yang ingin dikawin, sedangkan para sahabat Rasulullah Saw bertujuan untuk menghindarkan diri dari amarah kaum kafir serta orang musyrik yang masih tetap berkuasa di Mekkah, hanya untuk kepentingan penyebaran agama dan keluhuran Kalimatullah. Sehingga perilaku dan perbuatan tersebut sangat tidak pantas untuk ditiru karena dari niatnya saja sudah beda dan keliru, sehingga pahala hijrahnya akan kosong. Kultum Ramadhan Tentang Menghadirkan Niat Serta Keikhlasan Oleh karena itu, marilah kita semua perbaiki niat kita hanya karena Allah SWT semata, terlebih di Bulan Ramadhan ini mari kita luruskan niat kita, agar tidak sia-sia segala perbuatan kita. Demikian yang dapat disampaikan semoga dapat bermanfaat untuk kita semuaa aamiin. وَالْعَفْوُ مِنْكُمْ ثُمَّ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ Demikianlah ulasan kultum yang berujudul Kultum Ramadhan Tentang Menghadirkan Niat Serta Keikhlasan. Terimakasih 🙂

Perintahsabar ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Imron: 200 yang berbunyi: “Bersbarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga”. Dengan demikian, dalam berpuasa diperlukan sikap sabar dalam menghadapi segala permasalahan dan cobaan yang ada. Dalam hal ini dibutuhkan sikap sabar yang menagndung T-7 yaitu: tenang, tahan

Kultum Ramadhan Tentang Keikhlasan Dan Menghadirkan Niat – Para pembaca yang kami banggakan Pada kesempatan kali ini Duta Dakwah akan menyampaik tentang Kultum Ramadhan diawali dari masalah Keikhlasan dan menghadirkan Niat semoga nanti materi ini berkenan. Materi Kultum pada pada halaman ini menerangkan keimgkhlasan dan niat. di dalamnya kami sampaikan yeng berkaitan dengan niat dan juga masalah ikhlas. Untuk lebih detailnya silahkan simak ulasan Duta Dakwah dibawah ini dengan seksama. Materi Kultum Pertama السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَافِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ Segala Puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam, Shalawat dan salamnya semoga tetap tercurah ke haribaan Nabi besar Muhammad saw, keluarga dan shahabatnya semua, Amiin… Hadirin sidang jama’ah yang dirahmati Allah SWT yang saya hormati, dalam segala urusan baik atau buru itu tergantung pada niatnya, oleh karenanya melalui kesempatan ini saya akan sampaikan tentang Keikhlasan Dan Menghadirkan Niat Dalam Segala Perbuatan, Ucapan Dan Keadaan Yang Nyata Dan Yang Samar. Perintah Menyembah Allah, Ikhlas dan menghadirkan niat Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya menyuruh hambaNya beribadah kepadaNya. Dirikan shalat. Tunaikan zakat dan semua itu harus dilandasi dengan ikhlash. Allah Ta’ala berfirman; QS. al-Bayyinah 5 وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ Artinya “Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya sama menyembah Allah, dengan tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya semata-mata, berdiri lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat dan yang sedemikian itulah agama yang benar.” al-Bayyinah 5 Allah Ta’ala berfirman pula QS AL-Haj 37 لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ Artinya “Sama sekali tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah binatang korban itu, tetapi akan sampailah padaNya ketaqwaan dari engkau sekalian” al-Haj 37 Allah Ta’ala berfirman pula QS. Ali Imran 29 قُلْ إِن تُخْفُواْ مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ Artinya “Katakanlah – wahai Muhammad, sekalipun engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di dalam hatimu ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah.” ali-lmran 29 Hadis Nabi tentang Niat عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَابِ بِنْ نُفَيْلٍ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى بْنِ رِيَاحٍ بْنِ قُرْطٍ بْنِ رَزَاحٍ بْنِ عَدِىِّ بْنِ لُؤَىْ اِبْنِ غَالِبٍ الْقُرَشِى الْعَدَوِى‏.‏ رضي الله عنه، قال سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقولُ ” إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ , وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى, فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ, وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا وَ اِمْرَأَةٍ يُنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ ” متفق على صحته‏.‏ رواه إماما المحدثين‏‏ أبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيرى النيسابورى رضي الله عنهما في صحيحهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة Dari Amirul mu’minin Abu Hafs yaituUmar bin Al-khaththab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib al-Qurasyi al-Adawi berkata Saya mendengar Rasulullah bersabda “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya” Muttafaq disepakati atas keshahihannya Hadis ini Diriwayatkan oleh dua orang imam ahli Hadis yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Almughirah bin Bardizbah Alju’fi Albukhari, – lazim disingkat dengan Bukhari saja -dan Abulhusain Muslim bin Alhajjaj bin Muslim Alqusyairi Annaisaburi, – lazim disingkat dengan Muslim saja – radhiallahu anhuma dalam kedua kitab masing-masing yang keduanya itu adalah seshahih-shahihnya kitab Hadis yang dikarangkan. Keterangan Hadis di atas adalah berhubungan erat dengan persoalan niat. Rasulullah shollallau alaihi wa sallam. menyabdakannya itu ialah kerana di antara para sahabat Nabi shollallau alaihi wa sallam sewaktu mengikuti untuk berhijrah dari Makkah ke Madinah, semata-mata sebab terpikat oleh seorang wanita yakni Ummu Qais. Beliau shollallau alaihi wa sallam mengetahui maksud orang itu, lalu bersabda sebagaimana di atas. Oleh kerana orang itu memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan maksud yang terkandung dalam hatinya, meskipun sedemikian itu boleh saja, tetapi sebenarnya tidak patut sekali sebab saat itu sedang dalam suasana yang amat genting dan rumit, maka ditegurlah secara terang-terangan oleh Rasulullah shollallau alaihi wa sallam. Bayangkanlah, betapa anehnya orang yang berhijrah dengan tujuan memburu wanita yang ingin dikawin, sedang sahabat beliau yang lain-lain dengan tujuan menghindarkan diri dari amarah kaum kafir dan musyrik yang masih tetap berkuasa di Makkah, hanya untuk kepentingan penyebaran agama dan keluhuran Kalimatullah. Bukankah tingkah-laku manusia sedemikian itu tidak patut sama-sekali. Jadi oleh sebab niatnya sudah keliru, maka pahala hijrahnya pun kosong. Oleh sebab itu marilah kita semua perbaiki niat kita semata hanya karena Allah terlebih di bulan ramadhan ini mari kita pasang niat yang sebaik-baiknya dan selurus-lurusnya. Demikian yang dapat kami sampaikan semoga materi kultum yang sangat singkat ini bermanfa’at Aamiin. وَالْعَفْوُ مِنْكُمْ ثُمَّ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ Demikian ulasan Materi tentang Kultum Ramadhan Tentang Keikhlasan Dan Menghadirkan Niat – Semoga dapat memberikan manfaat untuk kita dan para hadirin sekalian. Semoga saja para santri juga ikurt ambil bagian. Kultum ini masih bersambung ke Kultum Ramadhan Tentang Keikhlasan Dan Menghadirkan Niat Bagian kedua .Terimakasih. Niatالنية Menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa. Berikut adalah Contoh Ceramah Tentang Kewajiban Berpuasa Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu. Dan diawal-awal Allah mewajibkan berpuasa setiap bulan 3 hari dan Allah mewajibkan puasa di bulan Dzulhijjah tanggal 10. - Kultum adalah singkatan dari "kuliah tujuh menit" atau "kutbah tujuh menit", yang merupakan ceramah keagamaan yang biasanya disampaikan di masjid atau tempat ibadah Muslim selama sekitar tujuh menit. Kultum biasanya disampaikan pada hari Jumat setelah shalat Jumat dan berisi pesan-pesan keagamaan, nasehat, serta pengajaran tentang Islam. Kultum bisa juga disampaikan di waktu-waktu lain seperti pada acara pernikahan, aqiqah, dan lain sebagainya. Baca Juga 5 Keutamaan Bulan Ramadhan dalam Kitab Durratun Nasihin Kultum biasanya disampaikan oleh seorang ulama atau tokoh agama yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam Islam. Kultum Singkat Tentang Ikhlas Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang ikhlas. Ikhlas adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu perbuatan semata-mata karena Allah SWT tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain. Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 14, "Katakanlah "Hanya kepada Allah-lah aku menyembah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam beragama." Oleh karena itu, ikhlas merupakan prinsip dasar dalam beribadah yang harus ditanamkan dalam diri kita. Namun, ikhlas tidak hanya terbatas pada ibadah saja. Ikhlas juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika kita bekerja, kita harus berusaha untuk bekerja dengan ikhlas dan mengharapkan ridha Allah SWT. Kita harus memikirkan manfaat yang akan diperoleh orang banyak dari pekerjaan yang kita lakukan, bukan hanya keuntungan yang akan kita peroleh. Baca Juga Doa Niat Puasa Ramadhan, Dalil Tentang Puasa, Tata Cara Berpuasa serta Keutamaan Puasa di Bulan Ramadhan Selain itu, ikhlas juga dapat diaplikasikan dalam hubungan antar sesama. Ketika kita berbuat baik kepada orang lain, kita harus berusaha untuk tidak mengharapkan balasan dari orang yang kita bantu. Kita harus memperhatikan kepentingan orang lain dan berusaha membantu mereka dengan tulus dan ikhlas. Oleh karena itu, mari kita jaga niat kita dalam setiap perbuatan kita. Berusahalah untuk selalu mengikhlaskan setiap tindakan kita hanya untuk Allah SWT semata. Dengan begitu, kita dapat meraih keberkahan dan keikhlasan dalam kehidupan kita. Sekian kultum singkat kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kultum Ramadhan Tentang Sabar DariAmirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah dan Beramal dalam Islam – Contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah menjadi topik yang banyak diperbincangkan di bulan Ramadhan. Pasalnya, hampir setiap menunaikan ibadah di bulan suci ini, imam akan memberikan ceramah atau kultum singkat. Sebut saja ketika tarawih atau selesai jamaah shalat subuh. Tujuannya tentu untuk meningkatkan keteguhan hati para jamaah, dalam menunaikan ibadah wajib semata-mata karena Allah Ta’ala. Inilah Contoh Kultum Singkat Tentang Ikhlas dalam BeribadahDaftar IsiInilah Contoh Kultum Singkat Tentang Ikhlas dalam Beribadah1. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah Secara Umum2. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah dan Beramal3. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah Shalat4. Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah Puasa5. Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah dan Dalilnya Daftar Isi Inilah Contoh Kultum Singkat Tentang Ikhlas dalam Beribadah 1. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah Secara Umum 2. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah dan Beramal 3. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah Shalat 4. Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah Puasa 5. Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah dan Dalilnya rakadwiwicaksana Ikhlas menjadi dasar penting dalam melakukan suatu ibadah apapun agamanya. Karena dengan keikhlasan, hati menjadi lebih senang, tenang, tentram, dan ringan melakukannya tanpa ada paksaan. Sehingga, tujuan utamanya adalah berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, tanpa peduli ada atau tidaknya sanjungan di dunia fana ini. Poin keikhlasan sendiri kerap kali menjadi tema menarik dalam materi kultum atau ceramah. Nasihat-nasihat yang tersampaikan umumnya lebih menarik atensi para pendengar ketimbang tema lainnya. Meski demikian, banyak penceramah yang terkadang kesulitan membuat materi menarik. Padahal, pembuatan materi menjadi kunci utama agar penyampaian mudah dicerna audiens. Tak perlu khawatir! Karena pada ulasan kali ini, kita akan membahas beberapa contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah untuk berbagai hal seperti berikut. 1. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah Secara Umum Ikhlas beribadah merupakan bentuk kesucian hati untuk meraih rahmat Allah SWT. Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari membuat manusia akan jauh lebih tenang. Berikut contoh teks kultum tentang ikhlas beribadah secara umum. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Para jamaah yang senantiasa dirahmati Allah SWT. Marilah kita sama-sama bersyukur atas segala rahmat serta hidayah yang tak putus-putusnya Allah limpahkan sampai detik ini. Entah dalam hal kesehatan, rezeki, serta kebahagian yang datang silih berganti. Tak lupa kita syukuri karena bisa mengenal Rasulullah SAW, sang pembawa kebajikan yang namanya akan senantiasa terkenang sebagai panutan dunia dan akhirat. Semoga kelak di kehidupan kekal abadi, kita akan dikumpulkan bersama orang-orang mukmin yang termasuk ke dalam golongan Nabi Muhammad SAW. Aamiin ya Robbal Aalamiin. Selama menjalani kehidupan di dunia fana ini, mungkin kita kerap mendengar atau mengatakan kata-kata tentang ikhlas. “Aku sudah ikhlas!” atau “Sudahlah ikhlaskan saja” atau kalimat serupa lainnya yang memiliki makna kurang lebih sama dengan itu. Namun hal yang menjadi pertanyaan, apakah kalimat itu sudah benar-benar mencerminkan keikhlasan sebenarnya. Karena tidak bisa dipungkiri, ternyata keikhlasan menjadi amalan yang paling sulit manusia terapkan. Bahkan yang memiliki sifat sabar sekalipun. Dalam kitab suci Al-Quran, keikhlasan tercermin pada surah Al-Ikhlas. Menariknya, ayat-ayat yang terkandung dalam surah ini bahkan tidak satupun menyebutkan kata “Ikhlas”. Analogi ini menjadi perumpamaan unik, supaya kita senantiasa menanamkan keikhlasan tanpa menampakkan bentuk keikhlasannya. Biarlah Allah SWT yang menilai dan membalas, sebagaimana keikhlasan itu telah kita upayakan dalam beribadah. Para jamaah yang dirahmati Allah, Setiap kegiatan ibadah yang didasari dengan keikhlasan, harus bersih dari hal-hal yang bisa membuatnya rusak. Seperti ria atau maksud pamer dengan tujuan mendapat sanjungan, sum’ah, dan masih banyak lagi. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan jalan kepada kita semua, agar bisa menjadi hamba yang ikhlas dalam melakukan ibadah apapun. Sekaligus selalu menerima semua ketetapan-Nya. Karena sebaik-baiknya takdir adalah milik Allah SWT. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 2. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah dan Beramal Contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah di atas berlaku secara umum. Sementara contoh berikutnya ini jauh lebih spesifik, yaitu ceramah tentang ikhlas dalam beribadah dan beramal. Maksud beramal dalam hal ini merujuk pada aktivitas bersedekah atau memberikan sebagian harta kita kepada orang yang lebih membutuhkan. Supaya semakin memahami, silahkan simak contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah berikut. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Para jamaah yang berbahagia. Marilah kita sama-sama bersyukur atas limpahan rahmat serta hidayah yang tak henti-hentinya Allah curahkan hingga saat ini. Baik berupa rahmat kesehatan, rezeki, serta keberkahan hidup yang datang silih berganti. Tak lupa kita junjung tinggi nama Rasulullah SAW, sang pembawa kebaikan yang namanya akan senantiasa terkenang sebagai panutan baik di dunia maupun akhirat. Semoga kelak di kehidupan kekal abadi, kita akan berkumpul bersama orang-orang muslim yang termasuk ke dalam golongan Nabi Muhammad SAW. Aamiin ya Robbal Aalamiin. Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak jamaah sekalian untuk sama-sama memperbaiki diri. Terutama yang berkaitan dengan perintah dan anjuran dalam agama Islam secara lahir dan batin. Mari kita obati hati dan pikiran dengan senantiasa patuh pada perintah Allah SWT. Dengan meneladani perbuatan Rasulullah SAW. Salah satu perbuatan yang paling penting dalam kehidupan adalah beramal shaleh. Meski demikian, beramal tidak sekedar memberikan sumbangan ke masjid-masjid, pondok pesantren, atau menyantuni anak yatim dan piatu saja. Namun perbuatan kebaikan itu harus senantiasa didasari dengan keikhlasan lahir dan batin. Tidak akan sah hukum beribadah apabila dilakukan dengan maksud riya, atau berharap memperoleh sanjungan di dunia yang fana. Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Bayyinah Ayat 5 وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ“Mereka tidak diperintahkan beramal kecuali untuk menyembah Allah serta memurnikan ketaatan kepada-Nya.” Dalam potongan ayat tersebut sudah jelas bahwa segala bentuk beribadah khususnya beramal, tidak seharusnya dilakukan dengan tujuan lain, selain untuk menunaikan perintah Allah SWT. Apabila suatu amalan dilakukan untuk mengharap pujian sesama manusia, maka Allah tidak akan menerimanya. Mereka justru akan mendapat dosa akibat dari perbuatan riyanya. Jamaah yang berbahagia, riya menjadi salah satu penyakit hati yang benar-benar merusak. Oleh karena itu, mari sama-sama mengobati dan membersihkan hati dari penyakit merusak ini. Selalu niatkan ibadah semata-mata untuk mengharapkan ridha Allah SWT. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 3. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah Shalat Contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah selanjutnya adalah perihal shalat. Materi ini bermanfaat untuk memberi anjuran kepada audiens tentang keutamaan shalat sebagai tiang agama Islam. Melakukannya harus dengan niat ikhlas, bukan semata-mata agar memperoleh sanjungan atau sekedar membiasakan diri saja. Supaya semakin jelas, silahkan simak contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah shalat berikut ini. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jamaah yang dirahmati Allah, melaksanakan shalat tidak sekedar kewajiban yang harus dikerjakan selama 5 waktu. Namun, shalat merupakan bukti keimanan seseorang terhadap Allah SWT. Sungguh ada banyak sekali saat ini manusia yang tanpa merasa menyesal meninggalkan shalatnya. Padahal tiang agama ini seharusnya tetap ditunaikan dalam kondisi apapun. Bahkan sebuah hadis shahih, menjabarkan beberapa perbedaan antara orang mukmin dengan kafir dan salah satunya dari ibadah shalatnya. “Maka celakalah orang yang shalat” Al-Ma’un ayat 4 “yaitu orang-orang yang lalai terhadap sholatnya” Al-Ma’un ayat 5 Dalam kandungan surah ini, Allah SWT telah memberi peringatan dengan kata “celaka”. Bagi orang-orang yang lalai terhadap kewajiban shalatnya. Kata “celaka” sendiri kerap Allah pakai untuk memberi peringatan kepada orang-orang kafir sehingga orang yang lalai terhadap kewajiban shalat, kedudukannya sejajar dengan para kafir. Hadirin yang dirahmati Allah, Sebagaimana telah dijelaskan tentang keutamaan shalat seperti di atas. Hendaknya sebagai umat muslim melakukan kewajiban tersebut dengan keikhlasan semata-mata karena Allah Ta’ala. Bukan untuk mencari sanjungan atau hanya sekedar membiasakan diri agar terlihat tertib saja. Selain itu, upayakan menjalankan ibadah shalat dengan penuh rasa syukur dan keistiqomahan. Sehingga, ibadah menjadi semakin menyenangkan, ringan dan konsisten. Shalat yang benar akan melindungi kita dari perbuatan-perbuatan tercela. Sekian kultum singkat tentang ibadah shalat dengan ikhlas. Semoga makna dari kultum ini bisa membuat kita senantiasa saling memberi nasihat baik. Sekaligus berupaya menjadi manusia beriman dan sama-sama menjauhi larangan-Nya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 4. Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah Puasa Selanjutnya kita akan membahas contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah puasa. Amalan wajib satu ini juga harus dilakukan dengan niat ikhlas, semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala sehingga aktivitas berpuasa semakin ringan, lancar dan menyenangkan. Berikut contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah puasa, yang bisa kamu gunakan sebagai referensi ketika mendapat kesempatan ceramah suatu hari nanti. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Para jamaah yang senantiasa dirahmati Allah SWT. Marilah kita sama-sama bersyukur atas segala rahmat serta hidayah yang tak putus-putusnya Allah limpahkan sampai detik ini. Entah dalam hal kesehatan, rezeki, serta kebahagian yang datang silih berganti. Tak lupa kita syukuri karena bisa mengenal Rasulullah SAW, sang pembawa kebajikan yang namanya akan senantiasa terkenang sebagai panutan dunia dan akhirat. Semoga kelak di kehidupan kekal abadi, kita akan dikumpulkan bersama orang-orang mukmin yang termasuk ke dalam golongan Nabi Muhammad SAW. Aamiin ya Robbal Aalamiin. Menjadi anugerah yang begitu luar biasa, ketika kita semua masih diberikan kesempatan untuk bisa berjumpa kembali dengan bulan suci Ramadhan. Mari kita sama-sama bersyukur, karena bisa kembali menjalankan sejumlah ibadah di bulan penuh kenikmatan ini. Anjuran berpuasa di Bulan Ramadhan disebutkan dalam QS. Al-Baqarah Ayat 183 yang berbunyi يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Dari potongan ayat tersebut, sudah terlihat jelas bahwa ibadah puasa hukumnya wajib bagi semua orang yang beriman. Melalui ibadah puasa Ramadhan, orang-orang memiliki tujuan sama yakni kembali menjadi hamba bertaqwa. Untuk dapat meraih ketaqwaan, mereka yang menjalankan ibadah puasa wajib menahan segala nafsunya. Seperti menahan amarah, dahaga dan rasa lapar. Kelak di akhir Ramadhan, manusia yang berhasil melakukan puasa dengan baik akan mendapat makna utuh. Meski demikian, terdapat modal utama yang harus kita miliki dalam menjalankan ibadah wajib ini. Modal tersebut yakni keikhlasan dan niat tulus, bahwa kita melakukannya semata-mata karena berharap ridha Allah Ta’ala. Bukan karena ingin mendapat sanjungan, atau hanya ikut-ikutan agar tidak diolok-olok teman. Puasa yang didasari niat dan keikhlasan akan jauh lebih mudah dijalankan. Semua rasa lapar, dahaga serta lelah akan terbayar tuntas di kemudian hari. Bahkan Allah SWT menjanjikan pahala yang begitu besar di bulan Ramadhan ini. Bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh meraihnya. Sekian, materi kultum tentang keikhlasan puasa. Semoga apa yang disampaikan bisa menjadi bekal bagi kita semua, agar senantiasa melakukan sesuatu karena keimanan dan ketaqwaan. Bukanlah bertujuan untuk pamer atau riya’. Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh. 5. Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah dan Dalilnya Terkadang, untuk menyampaikan contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah, seseorang harus tahu perihal dalilnya. Sehingga, audiens yang mendengarkan bisa lebih memahami makna serta anjuran yang terdapat di dalamnya. Mereka juga akan semakin mempercayai, dan menganggap pembicara tidak asal-asalan dalam memberikan sebuah materi. Supaya semakin jelas, silakan simak contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah dan dalilnya berikut ini. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jamaah rahimakumullah, puji dan syukur marilah sama-sama kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena berkat limpahan rahmat dan karunianya, kita bisa berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat. Tak lupa shalawat serta salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, segenap keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya. Jamaah rahimakumullah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang keikhlasan dalam melakukan ibadah. Sebagaimana sudah disebutkan dalam firman-Nya QS. Az-Zumar Ayat 65 yang berbunyi وَلَـقَدۡ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ وَاِلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكَۚ لَٮِٕنۡ اَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوۡنَنَّ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ“Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi yang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan Tuhan, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.” Maka dengan melaksanakan ibadah sesuai syariat islam, serta menjauhi segala larangan-Nya, manusia tidak akan tersesat di jalan yang keliru. Namun, berbeda halnya ketika beribadah dengan maksud riya atau sombong, maka laknat Allah begitu nyata. Umat muslim yang mengerjakan ibadah dengan hati ikhlas ibarat sedang membersihkan beras dari bebatuan kecil. Ketika bersih beras yang akan dimasak menjadi sebuah kenikmatan. Sementara saat kerikilnya dibiarkan begitu saja, tentu akan mengganggu dan mengurangi kenikmatan nasinya. Demikianlah dengan ibadah yang penuh keikhlasan. Mungkin kita akan merasa sulit, lelah bahkan hampir menyerah. Namun saat berusaha menjalani dengan sepenuh hati, maka hasil akhirnya pun tidak akan menghianati. Rasulullah bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit.” Kemudian hadits lain menyebutkan sabda Rasulullah yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.” Kedua dalil tersebut menjadi bukti nyata, bahwa hal yang paling utama dalam menjalankan ibadah adalah keikhlasannya. Sedikit saja ibadah dinodai dengan perbuatan riya atau tujuan pamer, maka Allah Ta’ala tidak akan menerima sebesar apapun ibadah seseorang. Sahabat nabi yakni Imam Syafi’i pernah memberikan sebuah nasihat baik kepada seorang temannya, “Wahai Abu Musa, apabila engkau berijtihad dengan sebenar-benar dengan kesungguhan untuk membuat manusia ridha suka, maka itu tidak akan pernah terjadi. Ikhlaskan amalmu hanya lantaran Allah Azza wa Jalla.” Bahkan Ibnul Qoyyim membuat sebuah perumpamaan yang berbunyi, “Amal ibadah tanpa keikhlasan layaknya musafir yang tengah mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya namun tidak memberikan manfaat apapun.” Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kultum kali ini. Mudah-mudahan memberikan ilmu bermanfaat, billahi taufiq wal hidayah, Wa alaikumus salam Wa rahmatullahi Wabarakatuh. Itulah beberapa contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah untuk berbagai hal, seperti ibadah shalat, puasa hingga bersedekah lengkap dengan dalil-dalilnya. Semoga ulasan contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah ini bermanfaat! Klik dan dapatkan info kost di dekat mu Kost Jogja MurahKost Jakarta Murah Kost Bandung Murah Kost Denpasar Bali Murah Kost Surabaya Murah Kost Semarang Murah Kost Malang Murah Kost Solo Murah Kost Bekasi Murah Kost Medan Murah . 420 183 329 99 71 115 197 134

kultum tentang niat dan ikhlas